Cerpen
SESUNGGUHNYA
Oleh : Nurdin Kurniawan
Sholat
Jum’at yang biasanya terasa tenang, adem ke badan kini terasa seperti di
buru-buru. Mengapa khotib ceramahnya begitu lama, mengapa hawa diruangan masjid
terasa panas. Hal-hal bisikan dari luar yang membuat sholat juga tidak khusu.
Dipikir lebih dalam ternyata batin ini sedang gundah. Batin ini seperti mengingatkan
ada hal lain yang harus juga dituntaskan. Hal lain yang membuat segala hal
terasa jadi terpikirkan. Ya aku sadar dalam beberapa bulan ini keuangan jauh
dari harapan. Jauh sekali dari kebutuhan banyak orang. Terasa sekali efeknya
jadi kemana-mana.
Dulu..., mendengarnya terasa janggal kalau ada orang
yang gajinya sampai minus. Kini bukan kata orang lagi namun aku menyadari
sendiri. Karena hal ini menjadi pegalaman pribadi. Betapa hati ini jadi sangat
tidak tenang ketika ada yang datang ke rumah menagih ini dan itu. Sandaran
vertikalpun jadi hilang karena pusing dibuatnya.
Benar...kalau lagi
banyak hutang seperti sekarang ini rasa-rasanya berdoa juga seperti percumah.
Habis yang datang menagih seperti tak pernah berhenti. Pernah berdoa agar
jangan ada yang datang ke rumah menagih hutang sebelum aku punya uang untuk
membayarnya. Baru juga kalimat itu diucapkan, masya Alllah yang datang ke rumah
menagih cicilan tetap ada.
Kini anda boleh
tidak percaya, golongan IV.a uang yang ada di dompet hanya Rp. 12.000. Besok
harus bagaimana? Mempersiapkan ini dan itu bagaimana? Seandaianya rejeki hari
ini tidak turun dari Yang Maha Kuasa sudah dapat dipastikan besok lebih blangsak lagi. Sengaja hal ini aku
tuangkan bahwa dalam hidup ini aku sedang mengalami fase-fase penuh dengan
was-was, hutang disana-sini. Masa-masa sulit yang harus aku lewati.
Ya Allah
sebenarnya manajemen apa yang sedang Kau pertontonkan pada kami? Kalau kami
sebagai manusia punya salah dengan sejujurnya aku minta maaf. Seandainya kami
punya banyak sekali dosa bukalah pintu maaf. Buka kembali pintu rejeki yang
selama ini Kau tutup! Aku pusing kalau sudah ada yang datang ke rumah menagih.
Bukankah Kau sudah perlihatkan bahwa Kau ambil mobil kendaraan yang sempat
menjadi kendaraan keluarga. Kini aku tidak memiliki kendaraan roda 4. Begitu
pula dengan kendaraan roda 2 yang tidak ada BPKBnya karena semuanya digadaikan
untuk menutup ini dan itu. Ini semua
agar bisa melangsungkan pendidikan
anak-anak kami. Namun masih saja belum bisa menutupi kekurangan. Setiap harinya
kami harus pontang-panting mencari
sambilan.
Tulisan ini
memang sesungguhnya terjadi. Bila suatu saat aku membaca lagi pasti akan tertawa. Kami telah mamasuki masa-masa
sulit dalam hidup. Masa-masa penuh
dengan cobaan. Suatu masa dimana kami banyak merepotkan orang yang ada dikanan
dan kiri. Ya...suatu masa sulit yang terjadi di Tahun 2019.
***
Terkadang kalau
sudah gelap suka berfikiran ekstrim...., tadi saja ketika akan sholat lalu
teringat ada yang nagih hutang lalu sholatnya dibatalkan. Tidak bisa mengingat
Allah kalau hutang juga selalu diingat-ingat. Maka daripada terbelah dua
pemikiran dengan Yang Maha Kuasa maka sholatnya dihentikan. Aku belum sholat
ashar karena hutang masih terus terpikirkan. Urusan dosa dan tidak...terserah
yang Maha Kuasa . Kalau masih saja terpikirkan akan ditagih orang lain maka aku
juga suka berdoa. Kiranya
dipermudah rejeki sehingga bisa terbayar satu per satu hutang yang aku punya.
Nyatanya...! Sulit sekali aku meraihnya. Terasa sekali sulit kalau Yang Diatas
sana masih saja menutup pintu rejeki. Bukannya rejeki itu harus dikejar? Sudah
dikejar kemana-mana namun tetap saja sulit untuk dipegang, inilah yang sedang
aku hadapi.
Namun
demikian...ketika sadar hal itu salah maka mulai lagi aku mengingat Tuhan.
Meminta lagi sedikit demi sedikit agar kiranya Allah turunkan rejeki. Manakala tidak dikabul-kabulkan
barulah...sholat juga enggan. Barangkali inilah watak manusia? Entahlah....
Pemikiran sulit sekali
untuk lepas dari yang namanya bagaimana bisa lepas dari hutang. Kalau sholat
saja masih memikirkan Tuhan maka , Tuhan tergeser oleh yang namanya hutang.
Dari itu aku suka menghentikan sholat kalau pikiran hutang tiba-tiba menghadang
ketika sedang sholat. Bukan bermaksud tak akan sholat! Tapi tidak ingin hutang
mengalahkan kedigjayaan Yang Maha Kuasa. Dari sini mudah-mudahan bisa dipahami.
Ya Allah berilah
aku petunjuk agar bisa melunasi hutang dengan cepat.
Sementara
disudahi dahulu tulisan ini karena sedang dalam kondisi yang kurang
menguntungkan. Masih banyak yang sedang dipikirkan sampai Yang Diatas sana benar
memberikan pencerahan. Sungguh....hal
ini merupakan kisah sesugguhnya. Berusaha untuk tetap berfikir positif.
Cirebon, 20 September 2019