Mengenai Saya

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Nurdin Kurniawan, S.Pd. Bekerja sebagai PNS disalah satu sekolah di kota Kabupaten Cirebon. Selain sebagai guru aktif menulis di beberapa surat kabar yang ada di cirebon. Diorganisasi PGRI tercatat pula sebagai redaktur majalah Diaelktika, majalah milik PGRI Kab. Cirebon. Tinggal di Gebang yang merupakan Kampung Nelayan yang ada di Cirebon

Sabtu, 16 November 2019

Best Practice PKP Zonasi Kab. Cirebon - Dadang


LAPORAN BEST PRACTICE
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN  DISCOVERY LEARNING DI KELAS 9
TAHUN 2019 / 2020


Dik-budwar










NAMA PESERTA                                   : DADANG, S.Pd.
NUPTK                                                     : 494771653200022
SEKOLAH /TEMPAT TUGAS                         : SMP NEGERI 1PABEDILAN
KABUPATEN/KOTA                            : CIREBON
PROVINSI                                                : JAWA BARAT
MENTOR PEMBEKALAN                   : H. WARPIN



KABUPATEN CIREBON
JAWA BARAT
TAHUN 2019


DAFTAR ISI


JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
B.     Jenis kegiatan
C.     Manfaat kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A.    Tujuan dan sasaran
B.     Bahan/materi kegiatan
C.     Metode/ cara melaksanakan kegiatan
D.    Alat/instrumen
E.     Waktu dan tempat kegiatan
BAB III HASIL KEGIATAN
BAB IV  SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.    SIMPULAN
B.     Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Pembelajaran Teks report melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Discoveri Learning di SMP N 1 Pabedilan Kabupaten Cirebon  Provinsi Jawa Barat.
Nama                           : DADANG, S.Pd.
Asal Sekolah               : SMP N 1 PABEDILAN
Telah disetujui dan disahkan pada / oleh
Hari                             : Minggu
Tanggal                       : 10 November 2019


Kepala SMPN 1 PABEDILAN




Hj. DEDEH UNTEA AGUSTINA, S.Pd., MM
NIP. 19621119 198903 02 002


BIODATA PENULIS

1
Nama
DADANG, S.Pd.
2
NIP
19730614202 1 001
3
NUPTK
4947751653200022
4
Jabatan
Guru SMPN 1 PABEDILAN
5
Pangkat / Gol.Ruang
PEMBINA Tk. I / IVB
6
Tempat / Tanggal Lahir
CIREBON, 14 JUNI 1973
7
Jenis Kelamin
LAKI-LAKI
8
Agama
Islam
9
Pendidikan Terakhir
S-1
10
Unit Kerja
SMPN 1 PABEDILAN
11
Alamat
Jl. Mayjen Sutoyo No. 159


CIREBON


Cirebon , 10 November 2019
Penulis



DADANG, S.Pd.


KATA PENGANTAR

Assalaamuallaikum. Warahmatullahi.Wabarakatuh


Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Best Practise pada 10 November 2019.
Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1.      Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon
2.      Kepala SMP Negeri 1 Pabedilanyang telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
3.      Semua rekan rekan dewan  guru di SMPN1 Pabedilan yang telah memberi bantuan selama proses penelitiansampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
4.      Istri dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan dalamsetiap langkah dalam penelitian ini.
5.      Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam menyelesaikan best practice ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya tulis ini.

Waalaikumsalam Warahmatullahi.Wabarakatuh

                                                                                   Cirebon, 10 November 2019

Penulis



DADANG, S.Pd.


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skitls {HOTS).Keterampilan berfikir Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi.Melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atauRayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru.Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat,seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah,atau pertimbangan mutu lainnya.

Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah Model Discovery/Inquiry Learning.Model pembelajaran
Penyingkapan penemuan (Discovery/inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery
terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah themental process of assimilating concepts and principles in the mind (Fiobert
B. Sund dalam Malik, 2001:219). Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan Model Discovery/Inquiry Learning., penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswameningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya.Ketika Model Discovery/Inquiry Learning.ini diterapkan pada kelas VIII yang larna ternyata proses dan hasil
belalajar siswa sama baiknya. Oleh karena itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran
tersebut sebagai kegiatan best practice berjudul “Implementasi pembelajaran Norma-norma yang berlaku dalam mewujudkan keadilan” melalui pendekatan saintfik dengan model pembelajaran discovery /inquiry learning pada siswakelas IX  SMP Negeri 1 Pabedilan tahun ajaran 2019 / 2020.





B. JENIS KEGIATAN

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat  Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Keterampilan berfikirtingkat tinggi adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan ,membangun representasi, menganalisis dan membangun hubungan dengan melibatkan aktifitasmental yang paling dasar yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru professional.

Unit Pembelajaran yang sudah tersusun diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran.Unit Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan untuk Pendidikan Dasar yang dalam hal iniakan melibatkan MGMP SMP. Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya  kepada seluruh tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun Perguruan Tinggi dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif dalam mewujudkan penyelesaian Unit Pembelajaran ini

C. MANFAAT KEGIATAN

Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, makapelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal denganistilah zonasi. Melalui  musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragamin mutupendidikan di lingkungan terdeka! seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru,capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.

Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasi guru untuk mengembangkan materidan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi.


BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN
1.      Untuk meningkatkan efisiensi. efektlvitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenaldengan istilah zonasi.         
2.      Menginspirasi guru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi

SASARAN
Melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasiguru untuk mengembangkan materidan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi upaya yang kita lakukan.

B. BAHAN DAN MATERI
Bahan/ Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materikelas VIII untuk materi Mobilitas Sosial berikut ini

IPS

3.2

KD :
3.2 Menganalisis pengaruh perubahan sosial budaya dalam ruang yang berbeda terhadap kehidupan sosial budaya serta pengembangan kehidupan kebangsaan

3.2.1


IPK :
3.2.1 Mengemukaan pengertian Pengaruh Perubahan Sosial Budaya
3.2.2. Menjelaskan bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya

4.2.1
4.2.1 Menyajikan  hasil analisis tentang pengaruh Perubahan sosial budaya dalam ruang yang berbeda terhadap kehidupan sosia budaya terhadap  pengembangan kehidupan kebangsaan






C. METODE/CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Metode
1.      Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad 2l di dalam prosespembelajaran.
2.      Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati,menanya,mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peranguru dalam melaksanakan pembelajaran abad 21dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnyaada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM).Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi,metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar {KD) agar tujuan pembelajarantercapai.Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikankecakapan abad 21- kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration,(3) Critical Thinking and problem solving, dan {4} Creative and lnnovative. Berdasarkan TaksonomiBloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukanhanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (MiddleOrder Thinking Skills) yaitu C3 {mengaplikasikan) dan C-4 {mengalisis), tetapi juga harus adapeningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-5(mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasidan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawabtantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal,yaitu globalisasi.Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalampembelajaran, Pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 {4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, danpembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidaksebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakanpada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaiankompetensi siswa.




D. Alat/lnstrumen
Model-model pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru, guru pun diharapkan untuk
menggunakan atau mengembangkan mode-model pembelajaran yang lebih variatif agar pembelajaran lebih,menyenangkan dan menantang.Pembelajaran yang HOTS ditindaklanjuti dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan harus mengukur ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan dengan KKO yang telahditetapkan pada RPP. Instmmen test yang digunakan bisa dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan HOTS yang berorientasi pada HOTS tentunya bukan sekedar menanyakan sekedar menanyakan "apa?",
"siapa?", "kapan?" dan "dimana?", tetapi menanyakan "mengapa?" dan "bagaimana?". Berdasarkan kepada haltersebut, maka guru harus banyak membiasakan soal-soal HOTS kepada siswa, agar siswa terbiasa mengasah nalar,meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan solutif.
Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah  ReportText berjudul "Implementasi norma dan keadilan dalam buku guru dan buku siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik  Indonesia 2016.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan
Waktu kegiatan
Best practice ini dilaksanakan pada tanggal 7 sampa10Oktober tahun 2019 bertempat di SMP
Negeri 1 Pabedilan  Kabupaten Cirebon



BAB III
HASIL KEGIATAN

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru yang harus semakin berkualitas dalam  melaksanaan kegiatan pembelajaran. Karena K-13 mengamanatkan penerapanpendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi perim guru dalam melaksanakanpembelajaran abad 21 dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi danPenguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perludilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengankarakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran abad 21secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 2l kepada peserta didik,yaiu 4C yang meliputi: (l) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving,dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yangtelah direvisi oleh Krathwoll danAnderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaituC1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3(mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher OrderThinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik,pembelajaran abad,2l (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untukmeningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangkamencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui berbagai pelatihan ataubimbingan teknis (bimtek) K-l3 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubahparadigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifrk,pembelajaran abad 2l (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstualsebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah haltersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, danhasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensisiswa.

Masalah yang dihadapi terutama adalah belum terbiasanya siswa belajar degan model discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapr ulangan(penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery Learnng.dapat membuat mereka lebih meguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa,bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi(higher order thinking skills HOTS).

BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1.      Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning layak dijadikanpraktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuansiswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2.      Dengan penlusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dancermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPKliterasi, dan kecakapan abad 21.


B.     Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery
learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1.      Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guruserta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasidan kondisi sekolahnya.Halini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2.      Siswa diharapkan untuk merterapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar degan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa)
3.      Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.


DAFTAR PUSTAKA