LAPORAN BEST PRACTICE
TAHUN 2019 / 2020
NAMA PESERTA : DADANG, S.Pd.
NUPTK :
494771653200022
SEKOLAH /TEMPAT TUGAS :
SMP
NEGERI 1PABEDILAN
KABUPATEN/KOTA :
CIREBON
PROVINSI : JAWA
BARAT
MENTOR PEMBEKALAN :
H. WARPIN
KABUPATEN CIREBON
JAWA BARAT
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah
B. Jenis
kegiatan
C. Manfaat
kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan
dan sasaran
B. Bahan/materi
kegiatan
C. Metode/
cara melaksanakan kegiatan
D. Alat/instrumen
E. Waktu
dan tempat kegiatan
BAB III HASIL KEGIATAN
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
HALAMAN PENGESAHAN
Pengembangan
dalam bentuk Best Practice berjudul Pembelajaran Teks report melalui Pendekatan
Saintifik dengan Model Discoveri Learning di SMP N 1 Pabedilan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat.
Nama :
DADANG, S.Pd.
Asal Sekolah : SMP N 1
PABEDILAN
Telah disetujui dan disahkan pada / oleh
Hari :
Minggu
Tanggal :
10 November 2019
Kepala
SMPN 1 PABEDILAN
Hj.
DEDEH UNTEA AGUSTINA, S.Pd., MM
NIP. 19621119 198903 02 002
BIODATA PENULIS
1
|
Nama
|
DADANG, S.Pd.
|
2
|
NIP
|
19730614202 1 001
|
3
|
NUPTK
|
4947751653200022
|
4
|
Jabatan
|
Guru SMPN 1 PABEDILAN
|
5
|
Pangkat
/ Gol.Ruang
|
PEMBINA Tk. I / IVB
|
6
|
Tempat
/ Tanggal Lahir
|
CIREBON, 14 JUNI
1973
|
7
|
Jenis
Kelamin
|
LAKI-LAKI
|
8
|
Agama
|
Islam
|
9
|
Pendidikan
Terakhir
|
S-1
|
10
|
Unit
Kerja
|
SMPN 1 PABEDILAN
|
11
|
Alamat
|
Jl. Mayjen Sutoyo No. 159
|
|
|
CIREBON
|
Cirebon
, 10 November 2019
Penulis
DADANG,
S.Pd.
KATA PENGANTAR
Assalaamuallaikum.
Warahmatullahi.Wabarakatuh
Puji
syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya
sehingga
penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Best Practise pada 10 November 2019.
Dalam
penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon
2. Kepala
SMP Negeri 1 Pabedilanyang
telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan
penelitian ini seluas – luasnya
3. Semua
rekan rekan dewan guru di SMPN1 Pabedilan yang telah memberi bantuan selama
proses penelitiansampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
4. Istri
dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan
kekuatan dalamsetiap langkah dalam
penelitian ini.
5. Semua
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan dalam bentuk apapun dalam
menyelesaikan best practice ini.
Penulis
menyadari bahwa karya tulis
ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi perbaikan karya tulis ini.
Waalaikumsalam
Warahmatullahi.Wabarakatuh
Cirebon,
10 November 2019
Penulis
DADANG, S.Pd.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen
GTK) untuk
meningkatkan
kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini
dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada
pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher
Order Thinking Skitls {HOTS).Keterampilan berfikir Untuk meningkatkan
efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan
Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan
istilah zonasi.Melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama
ini dilakukan melalui Gugus atauRayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi
melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru.Zonasi memperhatikan keseimbangan
dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat,seperti status akreditasi
sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah,atau
pertimbangan mutu lainnya.
Salah
satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah Model Discovery/Inquiry
Learning.Model pembelajaran
Penyingkapan
penemuan (Discovery/inquiry Learning)
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery
terjadi
bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi,
klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut
cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah themental process of
assimilating concepts and principles in the mind (Fiobert
B.
Sund dalam Malik, 2001:219). Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu
dengan Model Discovery/Inquiry Learning., penulis menemukan bahwa proses dan
hasil belajar siswameningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran
sebelumnya.Ketika Model Discovery/Inquiry Learning.ini diterapkan pada kelas
VIII yang larna ternyata
proses dan hasil
belalajar
siswa sama baiknya. Oleh karena itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran
tersebut
sebagai kegiatan best practice berjudul “Implementasi pembelajaran Norma-norma
yang berlaku dalam mewujudkan keadilan” melalui pendekatan saintfik dengan
model pembelajaran discovery /inquiry learning pada siswakelas IX SMP Negeri 1
Pabedilan tahun ajaran 2019 / 2020.
B. JENIS KEGIATAN
Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan melalui Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk
meningkatkan
kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini
dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada
pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher
Order Thinking Skills (HOTS). Keterampilan berfikirtingkat tinggi adalah proses
berfikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan ,membangun
representasi, menganalisis dan membangun hubungan dengan melibatkan
aktifitasmental yang paling dasar yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru
professional.
Unit
Pembelajaran yang sudah tersusun diharapkan dapat meningkatkan
pembelajaran.Unit Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan untuk Pendidikan
Dasar yang dalam hal iniakan melibatkan MGMP SMP. Kami ucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada seluruh tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun Perguruan
Tinggi dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
dalam mewujudkan penyelesaian Unit Pembelajaran ini
C. MANFAAT KEGIATAN
Untuk
meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan,
makapelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau
dikenal denganistilah zonasi. Melalui
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan
melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi
pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan
keragamin mutupendidikan di lingkungan terdeka! seperti status akreditasi
sekolah, nilai kompetensi guru,capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau
pertimbangan mutu lainnya.
Semoga
Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasi guru untuk mengembangkan materidan
melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN
1. Untuk
meningkatkan efisiensi. efektlvitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan
Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenaldengan istilah
zonasi.
2. Menginspirasi
guru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan
berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi
SASARAN
Melalui
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui
Gugus atau Rayon dalam zonasinya, Semoga Unit Pembelajaran ini bisa
menginspirasiguru untuk mengembangkan materidan melaksanakan pembelajaran
dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi upaya yang kita lakukan.
B. BAHAN DAN MATERI
Bahan/
Materi Kegiatan
Bahan
yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materikelas VIII untuk materi Mobilitas Sosial berikut
ini
IPS
|
|
3.2
|
KD :
3.2 Menganalisis pengaruh perubahan
sosial budaya dalam ruang yang berbeda terhadap kehidupan sosial budaya serta
pengembangan kehidupan kebangsaan
|
3.2.1
|
IPK :
3.2.1 Mengemukaan pengertian Pengaruh Perubahan Sosial Budaya
3.2.2. Menjelaskan bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya
|
4.2.1
|
4.2.1 Menyajikan hasil
analisis tentang pengaruh Perubahan sosial budaya dalam
ruang yang berbeda terhadap kehidupan sosia budaya terhadap pengembangan kehidupan kebangsaan
|
C. METODE/CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Metode
1. Penggunaan
aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad 2l di dalam
prosespembelajaran.
2. Karena
K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi
mengamati,menanya,mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan
mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peranguru dalam melaksanakan pembelajaran
abad 21dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnyaada integrasi
literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar
(PBM).Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan
model, strategi,metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar
{KD) agar tujuan pembelajarantercapai.Pembelajaran abad 21 secara sederhana
diartikan sebagai pembelajaran yang memberikankecakapan abad 21- kepada peserta
didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration,(3) Critical
Thinking and problem solving, dan {4} Creative and lnnovative. Berdasarkan
TaksonomiBloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang
perlu dicapai siswa bukanhanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1
(mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (MiddleOrder Thinking Skills) yaitu C3
{mengaplikasikan) dan C-4 {mengalisis), tetapi juga harus adapeningkatan sampai
HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan
C-5(mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C),
HOTS, dan integrasi literasidan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawabtantangan, baik tantangan
internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal,yaitu
globalisasi.Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang
telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga
meningkatkan kompetensi guru dalampembelajaran, Pendekatan saintifik,
pembelajaran abad 21 {4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, danpembelajaran
kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidaksebenarnya
sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk
dilaksanakanpada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang
mampu mengukur ketercapaiankompetensi siswa.
D. Alat/lnstrumen
Model-model
pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru, guru pun diharapkan untuk
menggunakan
atau mengembangkan mode-model pembelajaran yang lebih variatif agar
pembelajaran lebih,menyenangkan dan menantang.Pembelajaran yang HOTS
ditindaklanjuti dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan harus mengukur
ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan dengan KKO yang
telahditetapkan pada RPP. Instmmen test yang digunakan bisa dalam bentuk soal
Pilihan Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan HOTS yang berorientasi pada HOTS
tentunya bukan sekedar menanyakan sekedar menanyakan "apa?",
"siapa?",
"kapan?" dan "dimana?", tetapi menanyakan
"mengapa?" dan "bagaimana?". Berdasarkan kepada
haltersebut, maka guru harus banyak membiasakan soal-soal HOTS kepada siswa,
agar siswa terbiasa mengasah nalar,meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
analitis, dan solutif.
Media
pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah ReportText berjudul "Implementasi norma
dan keadilan dalam buku guru dan buku siswa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016.
Instrumen
yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk
mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat
hasil belajar siswa dengan menggunakan uraian singkat.
E. Waktu dan Tempat Kegiatan
Waktu
kegiatan
Best
practice ini dilaksanakan pada tanggal 7 sampa10Oktober tahun 2019 bertempat di SMP
Negeri
1 Pabedilan Kabupaten Cirebon
BAB III
HASIL KEGIATAN
Diimplementasikannya
kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru yang harus semakin berkualitas
dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran.
Karena K-13 mengamanatkan penerapanpendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasikan, dan mengomunikasikan.
Lalu optimalisasi perim guru dalam melaksanakanpembelajaran abad 21 dan HOTS
(Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi danPenguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun
perludilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi,
metode, dan teknik sesuai dengankarakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan
pembelajaran tercapai.
Pembelajaran
abad 21secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan
kecakapan abad 2l kepada peserta didik,yaiu 4C yang meliputi: (l) Communication
(2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving,dan (4) Creative
and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yangtelah direvisi oleh Krathwoll
danAnderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order
Thinking Skills) yaituC1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order
Thinking Skills) yaitu C3(mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus
ada peningkatan sampai HOTS (Higher OrderThinking Skills), yaitu C-5
(mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).Penerapan pendekatan
saintifik,pembelajaran abad,2l (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam
pembelajaran bertujuan untukmeningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawab
tantangan, baik tantangan internal dalam rangkamencapai 8 (delapan) SNP dan
tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui berbagai pelatihan ataubimbingan
teknis (bimtek) K-l3 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu
mengubahparadigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifrk,pembelajaran abad 2l (4C), HOTS, integrasi literasi dan
PPK, dan pembelajaran kontekstualsebenarnya bukan hal yang baru bagi guru.
Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah haltersebut dilakukan, hanya dalam
K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, danhasilnya dilakukan
melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensisiswa.
Masalah
yang dihadapi terutama adalah belum terbiasanya siswa belajar degan model
discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru
selalu menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri
menghadapr ulangan(penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui
ceramah.Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery
Learnng.dapat membuat mereka lebih meguasai materi pembelajaran, guru memberi
penjelasan sekilas tentang apa,bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi(higher order thinking
skills HOTS).
BAB IV
SIMPULAN DAN
REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan
uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran
tematik dengan model pembelajaran Discovery learning layak dijadikanpraktik
baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuansiswa
dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan
penlusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dancermat, pembelajaran
tematik dengan model pembelajaran Discovery learning yang dilaksanakan tidak
sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPKliterasi, dan
kecakapan abad 21.
B. Rekomendasi
Berdasarkan
hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery
learning,
berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru
seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku
guruserta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan
inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang
siswa dan situasidan kondisi sekolahnya.Halini akan membuat pembelajaran lebih
bermakna.
2. Siswa
diharapkan untuk merterapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar,tidak terbatas pada hafalan teori.
Kemampuan belajar degan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara
lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa)
3. Sekolah,
terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan
sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk
mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang
pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar