LAPORAN BEST PRACTICE
PROSES PEMBELAJARAN HOTS MELALUI PROGRAM PKP MATERI BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF KELAS VII
DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL )
DI SMP
N 2 PANGENAN
Disusun oleh :
RAMDHON GOZALI, S. Sos.
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN CIREBON
SMP
N 2 PANGENAN
JL. Raya Pengarengan KM.
12 Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon
TAHUN 2019
HALAMAN
PENGESAHAN
Proses
Pembelajaran Hots Melalui Program PKP Materi BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF KELAS VII
Dengan PROBLEM
BASED LEARNING
Di SMP N 2 PANGENAN
GURU SASARAN : RAMDHON GOZALI, S. Sos.
Jabatan : Guru IPS
Unit Kerja : SMP N 2 PANGENAN
Telah disetujui dan di sahkan pada. Hari :
Tanggal :
Guru Sasaran
Ramdhon
Gozali, S. Sos.
NIP. 19740922 200604 1 004
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Inti
Basir, S.Pd. MA Nurdin
Kurniawan, S. Pd.
NIP. 19671117 199802 1 001 NIP. 19710422 199802 1 002
Biodata
Penulis
|
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, menjadi guru bidang studi IPS di SMP N 2 Pangenan Kabupaten
Cirebon dari Tahun 2012 sampai sekarang.
KATA
PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah selain puji dan rasa
syukur kepada Allah SWT, yang telah menentukan segala sesuatu berada di
tangan-Nya, sehingga tidak ada setetes embun pun dan segelintir jiwa manusia
yang lepas dari ketentuan dan ketetapan-Nya.
Alhamdulillah
atas hidayah dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan best practice yang berjudul “Proses Pembelajaran Hots Melalui
Program PKP Materi BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
ASOSIATIF Kelas VII dengan MODEL
PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Di
SMP N 2 PANGENAN”.
Melalui penyusunan best
practice ini, penulis mencoba menjelaskan pengalaman pembelajaran IPS yang pernah dilakukan di sekolah. Dalam best practice ini disajikan bagaimana langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran IPS yang
menyenangkan, menghidupkan suasana kelas, sehingga kelas tidak terkesan
membosankan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang
penulis hormati yang membantu secara langsung maupun tidak langsung selama
pembuatan best practice ini semoga
apa yang telah diberikan selama ini mendapat limpahan rahmat dari Allah SWT Aamin.
Pihak - pihak yang selalu memberikan semangat dalam
penyelesaian best practice. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu serta mendukung dalam penulisan best practice ini. Penulis juga
menyadari bahwa didalam penyusunan best
practice ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sentilan mesra (
keritik dan saran ) dari pembaca demi penyempurnaan best practice ini yang sangat jauh
dikatakan sempurna, sebab keterbatasan kemampuan yang ada.
Pangenan, 8 November 2019 Penulis
RAMDHON GOZALI, S. Sos.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...........................................................................................................
|
i
|
HALAMAN PENGESAHAN
.............................................................................................
BIODATA PENULIS......................................................................................................................
|
Ii
iii
|
KATA PENGANTAR
.........................................................................................................
|
iv
|
DAFTAR LAMPIRAN
.......................................................................................................
|
v
|
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................
|
1
|
A. Latar
Belakang Masalah ...............................................................................
|
1
|
B. Jenis
Kegiatan ..............................................................................................
|
2
|
C. Manfaat
Kegiatan .........................................................................................
|
2
|
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN ...........................................................................
|
3
|
A. Tujuan
dan Sasaran ......................................................................................
|
3
|
B. Bahan/Materi
Kegiatan .................................................................................
|
3
|
C. Metode/Cara
Melaksanakan Kegiatan ..........................................................
|
3
|
D. Alat/Instrumen ..............................................................................................
|
6
|
E. Waktu
dan Tenpat Kegiatan .........................................................................
|
7
|
BAB III HASIL
KEGIATAN
............................................................................................
|
8
|
A. Hasil
.............................................................................................................
|
8
|
B. Masalah yang Dihadapi ................................................................................
|
9
|
C. Cara Mengatasi
.............................................................................................
|
10
|
BAB IV KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
..................................................................
|
11
|
A. Kesimpulan ......................................................................................................
|
11
|
B. Rekomendasi ................................................................................................
|
11
|
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................................
|
12
|
LAMPIRAN
........................................................................................................................
|
13
|
1. Jurnal OJL On – 3
|
|
2. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
|
|
3. Materi Pembelajaran
|
|
4. Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD)
|
|
5. Dokumentasi Kegiatan
|
|
AS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran IPS merupakan proses yang
dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan
peserta didik melaksanakan kegiatan belajar IPS, sehingga pemahaman konsep-konsep atau
prinsip-prinsip pendidikan
jasmanikesehatan dan rekreasi dapat dipelajari dengan
baik oleh peserta didik.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum
2013 yang penulis
lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan
buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena
diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi
dan tugas tidak
sesuai dengan latar belakang peserta didik. Selain itu, penulis masih
berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan
materi. Dengan demikian proses berpikir pesrta didik masih dalam level C1 (mengingat), memahami
(C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran
yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills/ HOTS). Penulis
juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana
pembelajaran di kelas kaku, membosankan dan anak-anak tampak tidak semangat.
Berdasarkan hasil pengamatan
beberapa peserta didik diperoleh informasi bahwa (a) siswa malas mengikuti
pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah (b) selain ceramah, metode yang selalu
dilakukan guru adalah
penugasan atau Pekerjaan Rumah (PR). Sebagian
peserta didik yang hanya tinggal
menyalin dari buku teks atau
mencontoh temanya apabila ada tugas yang diberikan guru.
Untuk menghadapi era Revolusi
Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills). Salah
satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah (Discovery learning/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi
pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa
untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang
dipelajarinya.
Dalam PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain,
PBL membelajarkan peserta didik untuk berpikir
secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
Setelah
melaksanakan pembelajaran IPS dengan model PBL, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar
peserta didik meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya.
Ketika model PBL ini diterapkan pada KELAS VII yang lain ternyata
proses dan hasil belalajar peserta didik sama baiknya. Praktik pembelajaran PBL
yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik
baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model PBL.
B.
Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan
pembelajaran IPS KELAS VII pada Kompetensi Dasar INTERAKSI
SSOSIAL.
C.
Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan best practice ini adalah meningkatkan kompetensi
peserta didik dalam pembelajaran IPS KELAS VII pada Kompetensi Dasar Menganalisis
perubahan kehidupan sosial budaya Bangsa Indonesia dalam menghadapi arus
globalisasi untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan yang
berorientasi HOTS.
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan penulisan best practice ini adalah
untuk mendeskripsikankan IPS best
practice penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa KELAS VII Semester 1
Tahun Pelajaran 2019/2020 di SMP N 2 PANGENAN.
B.
Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam best practice pembelajaran ini adalah materi KELAS VII Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 pada Materi
Pokok INTERAKSI SOSIAL DAN LEMBAGA SOSIAL, dengan rincian KD sebagai berikut
:
3.2. Mengidentifikasi interaksi sosial dalam ruang dan
pengaruhnya terhadap kehidupan sosial,ekonomi dan budaya dalam nilai dan norma
serta kelembagaan sosial budaya.
4.2. Penyajikan hasil identifikasi tentang interaksi sosial
dalam ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial,ekonomi, dan budaya dalam
nilai dan norma serta kelembagaan sosial budaya.
C.
Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini
adalah menerapkan pembelajaran IPS dengan
model pembelajaran Problem Based learning (PBL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice yang
telah dilakukan penulis.
1.
Pemetaan KD
Kompetensi
Dasar pada kegiatan ini adalah sebagai berikut :
3.2. memahami bentuk-bentuk
interaksi sosial yang asosiatif.
4.2. memaparkan bentuk-bentuk interaksi sosial yang asosiatif
2.
Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi
IPK Kunci:
-
3.2.1
Menjelaskan konsep bentuk-bentuk
interaksi sosial yaang asosiatif dengan benar
-
3.2.2
Menjelaskan cara menerapkan konsep bentuk-bentuk interaksi sosial asosiatif
dengan benar
- 4.2.1 Memaparkan cara mengolah
konsep bentuk-bentuk interaksi sosial
yaaang asosiatif dengan menggunakan bahasanya sendiri
-
4.2.2 Mendiskusikan cara menerapkan konsep bentuk-bentuk interaksi sosial yang asosiatif
serta pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari.
3.
Pemilihan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dipilih adalah
Discovery Learning (PBL) .
4.
Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai
dengan Model Pembelajaran. Pengembangan desain
pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan
sesuai dengan sintak PBL.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan model PBL.
Tahap Pembelajaran
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
A. Kegiatan Pendahuluan
|
||
Pendahuluan
(persiapan /orientasi)
|
1)
Guru
menyiapkan peserta didik di dalam kelas dan mengucapkan salam atau selamat
pagi kepada peserta didik.
2)
Guru memerintahkan salah seorang peserta
didik untuk memimpin doa.
|
10 Menit
|
Apersepsi
|
1)
Guru mengecek
penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, dengan cara tanya
jawab.
2)
Menyapa
peserta didik dan menanya kabar, dan menanyakan peserta didik “Apakah sudah sarapan?” dan melakukan brainstorming
tentang pentingnya sarapan,
dilanjut menyampaikan tujuan pembelajaran.
3)
Guru
menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah proses
pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi)
disertai dengan penjelasan tentang bentuk-bentuk interaksi sosial yang asosiatif
4)
Guru
menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: bentuk-bentuk interaksi sosial yang
asosiatif yang mencakup: Kerja sama, akomodasi, asimilasi daan akultutrasi.
5)
Guru
menjelaskan tehnik penilaian untuk kompetensi interaksi sosial yaaang asosiatif, baik kompetensi sikap spiritual
dengan observasi dalam bentuk jurnal: yaitu perilaku keseriusan dalam berdoa
dan berusaha secara maksimal, kompetensi sikap sosial: perilaku disiplin, kerja sama, percaya diri, dan kerja keras, kompetensi pengetahuan: mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial yang asosiatif menggunakan penugasan atau tes lisan dan tertulis, dan kompetensi terkait keterampilan yaitu: berdiskusi atau mempresentasikan di
depan kelas materi tentang bentuk-bentuk interaksi sosial yang
asosiatif.
|
|
Motivasi
|
1)
Guru
memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan menjelaskan manfaat mempelajari dan memahami bentuk-bentuk interaksi sosial yang
asosiatif.
|
|
B.
Kegiatan Inti
|
||
Orientasi
masalah
|
Guru menampilkan
gambar/video/cuplikan berita
tentang bentuk-bentuk interaksi sossial yang Asosiatif salah
satu masalah yang
dihadapi anak didik dan guru.
Link :
|
90 Menit
|
Organisasi
Belajar
|
Guru
mendorong/mengoganisasi siswa untuk
membentuk
kelompok-kelompok dan membantu
mereka
mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan
bentuk-bentuk interaksi sosial yang asosiatif dan berdiskusi mengidentifikasi daaari bentuk-bentuk interaksi sosial yang asosiatif.
|
|
Penyelidikan
individual
maupun
kelompok
|
Guru mendorong
siswa untuk mencari informasi
sesuai dengan jenis
informasi yang diperlukan dan cara memperolehnya. Guru bisa membelajarkan
cara
bertanya dalam
memperoleh informasi yang baik dan
cara menuliskan
informasi yang diperoleh, cara
mengambil
kesimpulan dan lain sebagainya.
1. Melalui literasi
baca dan literasi digital.
2. Melalui
wawancara, manakala diperlukan, siswa
dapat menghitung
IMT masing-masing dengan
menggunakan rumus
perhitungan IMT atau
menggunakan Kalkulator
IMT berbasis web (www.interaksisosial.com)
dan menganalisis diri
sendiri.
Guru bisa mengajak
siswa untuk melihat
mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial yang asosiatif
Guru bisa mendorong
siswa untuk melihat hambatan dan mempermudah interaksi
sosial yang asosiatif.
|
|
Pengembangan
& Penyajian
hasil
penyelesaian
masalah
|
Guru mendorong siswa
untuk menalar dan merumuskan alternatif jawaban terhadap masalah yang
dikemukakan.
|
|
Analisis dan
Evaluasi
|
Guru meminta siswa
mempresentasikan ide mereka
dalam memecahkan
masalah, dan meminta teman lain
mengamati,
mengomentari, mengkritisi, dan
memberikan saran
perbaikan. Guru bersama peserta
didik
membuat kesimpulan.
|
|
C.
Kegiatan Penutup
-
Salah satu peserta didik di bawah bimbingan guru
menyimpulkan hasil diskusi, guru mempertanyakan apa manfaat hasil kesimpulan
tersebut.
-
Guru menyampaikan kemajuan yang diperoleh peserta didik
secara umum dan kesalahan-kesalahan yang masih sering timbul saat berdiskusi.
-
Guru menginformasikan kepada peserta didik kelompok yang
paling baik penampilannya selama melakukan diskusi.
-
Guru menugaskan peserta didik untuk membaca dan membuat
catatan tentang bentuk-bentuk interaksi sosial yang asosiatif. Hasilnya
ditugaskan kepada peserta didik dijadikan sebagai tugas portofolio.
-
Berdoa dipimpin oleh salah satu peserta didik dan
menyampaikan salam.
|
15
Menit
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar