Cerpen
ANDRI HERMAWAN
Oleh : Nurdin Kurniawan
Postur tubuhnya tinggi, besar dan
berkulit kuning. Anaknya tidak banyak tingkah dan cenderung pendiam. Namanya
Andri Hermawan kini duduk di kelas 9.B. Tak menyangka penampilannya yang seperti itu yang membuat lawan jenisnya
tertarik pada Andri. Namun sayang yang bersangkutan tidak menyadari akan ketampanan
dan kemampuan yang dimiliki. Beberapa anak wanita yang memperhatikan Andri
tidak mendapatkan tanggapan sebagaimana biasanya.
“Belum punya pacar Pak”
“Nanti saja kalau sudah SMA”
Seperti itulah
jawaban yang dikeluarkan anak ini bila ada yang menanyakan apakah sudah punya
pacar atau belum. Sepertinya adalah pengakuan yang sangat jujur dari Andri.
Suatu hari ada seorang teman
sekelasnya yang jatuh cinta pada Andri. Andri tidak menaruh rasa apapun karena
memang ia tidak pernah ia dengarkan langsung dari yang bersangkutan. Orangnya
saja yang ingin dekat dengan Andri namun Andri sendiri tidak tahu kalau dia
senang akan dirinya. Sebut saja orang yang menyengangi Andri ini namanya Natalia. Natalia mencoba menghubungi
Andri dengan sms-sms. Ditunggu
beberapa kali sms hanya jawaban
pendek yang diterima Natalia. Karena jawaban yang diberikan sangat singkat
akhirnya bĂȘte juga menghadapi orang
semacam Andri. Dingin!
Pengakuan Andri sendiri kenapa dirinya
tidak pernah membalas lagi sms yang
masuk alasannya karena HP yang dimilikinya rusak. Waktu itu adiknya meminjam HP
sang kakak. Tapi entah kenapa ketika HP diminta lagi si adik malah menangis. HP
sang kakak akhirnya dibanting si adik. Maklumlah anak kecil yang tidak tahu
apa-apa. Sampai kini HP Andri belum juga diperbaiki. Kalau ada yang ngebel
tentu tak akan tersambung karena memang HP-nya rusak.
Sebenarnya ingin membeli HP yang
baru lagi namun apa daya Bapak belum bisa membelikan yang baru. Andri sendiri
tak berani meminta terus-terusan. Kalau Bapak
sudah bicara belum ada uang maka Andri tak mau mendesaknya.
“Kasihan Bapak…”
Demikian
ungkapan yang keluar dari mulut Andri.
Bila bicara soal pacar nanti juga
akan ada dengan sendirinya. Untuk orang macam Andri memang tidak akan aneh. Anak
perempun sepintas lalu saja akan senang melihatnya. Orangnya memang berkulit
kuning, bersih, badannya tingggi. Dengan
postur yang seperti itu wanita siapa sih yang tidak tertarik pada Andri?
Beruntunglah orang yang setampan Andri.
Wajar jikalau ada wanita yang menginginkan Andri menjadi pacarnya namun oleh
Andri dianggap bertepuk sebelah tangan. Habis baru keinginan sepihak yang belum
tentu Andrinya senang. Wajar jikalau Andri tidak tahu kalau ada wanita yang
senang pada dirinya.
Kalau boleh memilih kriteria tentang
wanita tentu Andri juga punya kriteria sendiri. Sambil membayangkan ke atas , anak
ini memikirkan kira-kira seperti apa cewek yang menurutnya pantas untuk mendampingi
dirinya.
“Yang jelas orangnya baik”
“Tidak matre”
“Penuh perhatian”
“Penuh pengertian”
“Tentu cantik dong!”
Itulah yang
menjadi kriteria dari Andri tentang ceweknya yang akan datang. Walau kini belum
memulai untuk mencari namun setidaknya sudah ada rambu-rambu yang harus
dilewati.
Andri Hermawan adalah anak pasangan
dari Bapak Sujono dan Ibu Resih. Anak pertama
dari 2 saudara ini masih belajar di SMPN 2 Pabedilan. Bicara warna
kulitnya yang kuning ini tak lain ada kaitannya dengan warka kulit sang Bapak.
Bapaknya ternyata memang ada keturunan Tionghoa. Bapaknya yang bekerja
sehari-harinya sebagai dialer motor ini
menikahi gadis dari desa. Itulah yang kemudian menjadi Ibu Andri.
Hobinya akan sepak bola membuat anak ini
bercita-cita ingin jadi pemain sepak bola profesional. Andri ingin bisa masuk
Timnas Indonesia.
Ada satu cerita tentang sepak bola
yang tidak pernah dilupakan Andri. Ketika dulu duduk di Sekolah Dasar (SD) ada
perlombaan sepakbola antar SD. Kebetulan sekali sekolahnya ikut dalam turnamen
itu. Andri kebetulan masuk dalam salah satu tim yang memperkuat sekolahnya.
Perlombaan demi perlombaan diikuti sampai akhirnya masuklah pada babak final.
SD yang dihadapinya sebagai lawan di final adalah SDN 2 Pasuruan. Sungguh
pertandingan yang sangat menegangkan. Operan-operannya demikian cepat.
Pertandingan yang banyak menguras tenaga. Perjuangan Andri dan teman-temannya
tak sia-sia. Gol satu-satunya akhirnya tercipta. 1-0 untuk SDN 3 Bablos. Sorak-sorai
dan tepukan keluar dari para pendukung SDN 3 Bablos.
Walau sepatu dapat pinjam namun
senang akhirnya bisa mengalahkan tim lawan di final. Sebagai kenang-kenangan
atas prestasi ini kami mendapatkan hadiah dari hasil kejuaran tersebut berupa
kaos. Sampai sekarang kaos itu masih tersimpan dengan baik. Kaos yang tak
pernah dilupakan karena mengingatkan akan kejuaraan sepak bola yang sungguh sangat membanggakan.
***
Prestasi di sekolah memang lumayan
juga. Andri menduduki ranking 8. Setidaknya ingin ditingkatkan agar bisa masuk
sekolah negeri lagi. Ada keinginan nanti kalau lulus dari SMP akan melanjutkan sekolah
ke SMA I Pabedilan.
Untuk membahagiakan ortu tentunya
Andri harus menjadi anak yang pintar, menjadi anak yang sholeh. Setidaknya jangan
sampai membuat orangtua dibuat susah oleh tingkahlaku yang kita buat. Makanya
kesempatan yang ada ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya Andri untuk belajar.
Ada satu pelajaran yang cukup sulit
juga ditangkap Andri. Ya… apa lagi kalau bukan
matematika.
“Habis gurunya memihak anak-anak perempuan
terus”
“Jarang menerangkan!”
“Sampai sekarang malah belum pernah
ulangan”
Pernah karena bĂȘte Andri lalu ikut-ikutan bolos pada
pelajaran Pak Boleng. Hanya ikut-ikutan nongkrong di warung saja tidak
kemana-amana. Teman-teman lainnya yang ikut
pelajaran Pak Boleng sibuk terus menulis. Ya, Pak Boleng jarang menerangkan pelajaran
matematika, pelajaran yang ia ajarkan pada anak didiknya. Namanya juga anak-anak
, terkadang mereka ungkapkan apa yang selama ini menjadi kendala dalam menerima
pelajaran. Kalau sudah seperti itu maka susah juga jadinya.
Kemarin waktu ada pecan kreativitas
Andri ikut di tim futsal, namun sayang harus kalah oleh kelas lain. Tak apa
kalah juga yang penting sudah bisa memperkuat tim dalam sebuah turnamen.
Kini yang perlu diperhitungkan
adalah bagaimana menghadapi Ujian Nasional (UN) yang tinggal sebentar lagi.
Tidak mudah memang dalam menghadapinya. Butuh waktu dan tenaga. Tapi kalau
dihadapi dengan ulet maka apapun yang terjadi jangan ragu-ragu untuk dihadapi.
Kalau harus belajar dengan sungguh-sungguh maka Andri juga akan menghadapinya
dengan sungguh-sungguh pula. Sebagai pelajar tentu harus banyak belajar demi
masa depan.
Disudahi dulu ya ceritanya! Habis
kalau ngomong terus akan terlalu banyak kalimat yang harus disusun. Dengan
sedikit seperti ini saja masih ada orang yang akan banyak bertanya. Tapi
mudah-mudahan bisa memberikan sedikit pengertian. Setidaknya seperti inilah cerita
dari orang yang bernama Andri Hermawan.
Cirebon, 22 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar