Cerpen
KERANJINGAN GAME ON LINE
Apakah jadi
orang terkenal di sekolah memang enak? Jawabannya bisa ya bisa pula tidak.
Seperti yang dialami Bejo Sujana.
Bejo kini duduk di kelas 9. D. Semua
guru mengenal anak yang satu ini.
Memangnya kenapa? Ya… Bejo beda dari
siswa yang lainnya. Anak ini sering membuat masalah. Dari yang namanya bolos,
ribut di kelas, suka ngomel, suka nyletuk
dan segudang prestasi yang berkonotasi negatif dari yang namanya Bejo.
Anak ke-2 dari 3 bersaudara pasangan
dari Susanto dan Sumini. Tak jauh apa yang dikakukan di sekolah, di rumah juga
Bejo kadang membuat orangtuanya
mengurutkan dada. Bagimana tidak? Pernah suatu hari Bejo tidak pulang-pulang. Dari pagi sampai maghrib
Bejo belum datang juga. Ibunya
mencemaskan dimana Bejo berada. Maka
dicarilah Bejo kemana-mana.
Teman-temannya dihubungi hanya untuk mengetahui dimana anak yang bernama Bejo .
Sampailah informasi pencarian Bejo pada
salah seorang yang baru pulang diajak bermain game on line oleh Bejo .
“Bejo ada di PS”
Temannya itu
lalu menyebutkan salah satu rental yang biasa Bejo main didalamnya. Orangtuanya langsung
menghubungi rental yang dimaksud. Benar saja Bejo sedang asyik main game.
“Bejo kamu ini…”
“Kalau main harus tahu waktu!”
“Ayo pulang!”
Di tempat game on line ini kulit kacang
berserakan, abu rokok tak ketinggalan.
Sang Ibu hanya geleng-geleng kepala. Karena yang mementa adalah ibunya, Bejo akhirnya menurut. Padahal permainan yang
sedang ia lakukan sedikit lagi bakal menang. Kalau menang ini artinya ia bakal
dapat uang. Sayang saja sang Ibu datang menyuruhnya pulang.
Bukan tanpa alasan sang Ibu menyuruhnya pulang. Bejo ini kalau sudah main PS sanggup tak beranjak
dari tempat duduknya sampai 12 jam. Ini terbukti main game dimulai pukul 06.00 sampai mendekati maghrib tak mau beranjak
dari PS tempat ia main. Di rumah Bapak juga ikut menasehati Bejo . Kalau
dinasehati orang lain pasti akan ada jawaban dari tata, maklumlah anak ini suka
nyletuk, namun kali ini yang
menasehati bapaknya sendiri membuat
Bejo pilih diam. Ia tahu resiko kalau
sedikit saja menyela pembicaraan sang Bapak. Daripada dimahari lama-lama maka
diam adalah jalan yang paling baik.
***
Di sekolah jadi ngantuk! Tak banyak
yang ia perhatikan
dari gurunya yang sedang memberikan penjelasan. Permainan game on line yang dilakukan semalaman membuat pagi ini serasa tak
bergairah. Kalau tidak diomeli sang Bapak lebih baik tidur di rumah. Sesekali
matanya coba diarahkan pada sang guru yang sedang menjelaskan. Tapi tetap saja
terasa sepet mata ini. Bejo yang
biasanya selalu nyletuk dari apa yang sedang dijelaskan oleh gurunya
tumben-tumbenan kali ini hanya diam saja. Tak kuat dengan mata yang terus ingin
terpejam membuat Bejo ijin pada gurunya.
“Pak saya mau ke belakang!”
Gurunya yang
sudah tahu adat kebisaaan anak ini lalu menginjinkan. Ditungggu-tunggu sampai
jam pelajaran selesai yang namanya Bejo
tak datang lagi ke kelas. Guru-guru sudah pada paham dengan kelakuan
anak yang satu ini. Pasti nongkrongnya di kantin. Ke WC hanyalah cari-cari
alasan saja agar dirinya bisa diluar kelas.
Makan dengan lahapnya. Tadi pagi di
rumah memang belum sarapan. Kadang yang disediakan ibunya tidak menggugah
selera. Begitu diberi ongkos dan uang jajan maka Bejo langsung saja pergi ke sekolah. Kalau di
kantin sekolah makan sudah bisa ditebak
karena di rumah juga tak sempat sarapan.
Bagi Bejo kalau gurunya diangggap tidak menyenangkan
alias monoton dalam memberikan pelajaran maka pada jam berikutnya Bejo juga tidak masuk kelas. Sekalian dengan yang
tadi ijin jadi bebasnya bisa lebih lama. Guru yang menyadari kalau Bejo tadi berangkat lalu mencari-carinya. Setelah
ketemu Bejo dibawa ke kelas.
“Kamu ini mau sekolah atau mau
main?”
Segala argumen
sangat baik dikemukakan oleh Bejo . Anak ini memang suka ngomong apalagi kalau
nyletuk. Jadi kalau ada guru yang menasehatinya kadang diangggap angin lalu
saja.
“Sudah kalau begitu buat perjanjian
saja”
“Kalau kamu tidak masuk pada
pelajaran Bapak maka kamu jangan masuk saja”
“Kamu berada di luar kelas!”
Diberi
peringatan yang seperti itu justru malah membuat Bejo senang. Dirinya akan lebih mudah beralasan
kalau ditanya Guru yang lain. Kalau ditanya kenapa ada di luar kelas anak akan
dijawab Bejo dengan gampang. Habis
disuruh keluar oleh Bapak anu atau ibu anu. Anak yang satu ini memang ada saja
alasan yang diberikan.
Bolos bukan hal yang aneh lagi bagi
Bejo . Kalau sudah ada diluar sekolah justru akan lebih leluasa lagi main
dengan anak-anak yang sudah SMA. Apalagi kalau sudah ada di tempat rental PS
maka ia dengan mudah bertemu dengan anak-anak yang jauh lebih tua usianya. Di
tempat PS inilah Bejo tak segan-segan
adu kebolehan main game bola. Tak
jarang Tata taruhan dengan anak-anak SMA dan
hebatnya lagi Tata sering mengalahkan anak SMA dalam main PS. Lumayan
juga uang hasil taruhan dengan anak-anak SMA bisa digunakan untuk membayar
rental PS.
Pergaulan Bejo memang luas. Jangankan anak-anak SMA, yang
sudah keluar dan punya keluarga pun Bejo
akrabi. Di rental PS memang tidak saja didominasi pelajar, namun ada
juga orang yang sudah berumahtangga ikut-ikutan main PS. Kadang kalau nantang
main game bola maka Bejo layani juga. Justru kalau main dengan orang
yang lebih dewasa jauh lebih enak. Apa tidak takut dicurangi?
“Tidak,
justru mereka sudah pada kenal jadi
diangggap sama dengan teman-teman yang lainnya”, ungkap Bejo . Begitulah
alasan yang dikemukakan oleh orang yang keranjingan game on line.
Tempat rental PS yang tak jauh dari
sekolah membuat Bejo adalah pelanggan
tetapnya. Sudah tidak aneh kalau Bejo
sering nongrong di rental Mang Kokom. Rental yang dekat dengan sekolah
memang bikin masalah. Sudah sering Mang Kokom
ini diperingati pihak sekolah agar jangan memberikan rentalan pada
anak-anak sekolah, namun tetap saja tidak bisa. Berbagai alasan dikemukakan.
“Saya ini lagi usaha…”
“Bahkan saya larang anak-anak yang
berseragam main PS disini”
“Kalau dilarang malah bikin masalah”
“Saya harus bagaimana lagi?”
Pembiaran yang
akhirnya dipilih oleh pengelola rental PS. Setidaknya ada uang masa sih
ditolak! Antara bisnis dan aturan jadi
tidak jelas.
Kini di rumah Bejo makin senang saja setelah sang kakak
membelikannya komputer. Di rumah kini bahkan ada 2 komputer. Makin jaranglah
Bejo keluar rumah sebab dia sedang ada
dihadapan komputer. Kali ini penjelajahan Bejo
makin jauh saja. Kalau dulu main game
dengan taruhan dengan orang yang
saling kenal dan bisa dilihat mata, kini mainnya dengan pengelola game on line. Dari permainan ini
Bejo kadang membawa uang sampai ratusan
ribu rupiah. Permainan game on line ternyata
lebih menjanjikan bila dibanding dengan main PS.
Ber jam-jam Bejo sanggup mengalahkan permainan yang ada
di game on line. Point bank, demikian yang Bejo
kumpulkan makin banyak saja. Makin banyak point bank-nya tentu saja makin banyak rupiah yang berhasil
dikumpulkan. Cara menukarkannya bagaimana? Karena permaianan ini harus melalui
registrasi maka cara pencairannya juga melalui rekening. Nanti kalau point bank-nya sudah banyak bisa
dicairkan di bank mana saja.
“Nanti datang ke bank”
“Kita masukkan pin seperti orang
yang sedang menarik ATM”
“Point
bank yang didapat lalu ditukar degan rupiah”
“Tingggal diambil saja sesuai dengan
jumlah point bank-nya”
Kalau sudah
seperti yang dikakukan Bejo sunggguh
sudah profesional. Hanya duduk di rumah ber jam-jam bisa menghasilkan rupiah yang cukup lumayan. Pantas saja kalau anak ini sering
mengantuk di kelas. Permainan gamblernya
sudah melewati batas negara. Game on line
sudah merusak otaknya.
***
Cita-citanya jadi pelaut. Dalam
hatinya ingin juga seperti anak-anak yang lain bisa belajar. Tapi godaannya
kalau ingin belajar yang membuat Bejo
akhrinya tak pernah belajar. Ingin lulus dari SMP yang sebentar lagi
juga akan selesai. Urusan dengan Ibu Nunung sudah sering kali . Maklumlah kalau
Bejo sudah sekali tercatat di Guru BP
makin sering saja dipanggil. Pernah juga rambut Bejo dipotong Ibu Nunung. Mungkin Karena gondrong ataupun tidak sesuai dengan aturan
sekolah.
Sampai sekarang masih ada nilai yang
masih kurang dari KKM di buku rapot Bejo . Belum sempat diperbaiki sebab
tugasnya selalu berubah. Kalau ulangan kecil maka tugasnya lain lagi. Seringnya
menumpuk-numpuk tugas yang diberikan Guru membuat Bejo sampai sekarang tak menyelesaikan tungggakan
nilai. Bagi Bejo segalanya bisa
dipermudah bahkan dianggap mudah. Seperti tak ada kesulitan sama sekali dari
anak yang satu ini.
Mengenai kegemarannya akan game on line ternyata diketahui pula
oleh sang Bapak.
“Kalau memang menghasilkan sih tidak
apa-apa”
Itulah jawaban
yang diberikan orangtua bila Bejo lama
tak keluar-luar kamar. Permainan yang satu ini memang sangat mengasyikkan.
Dapat uang lagi!
Bejo … Bejo … pribadi yang memang unik. Kecil
perawakannya, suka nyleneh, suka nyletuk kalau Guru sedang menjelaskan,
suka sering ijin ke WC lalu tak kembali lagi. Anak-anak yang seperti inilah
yang selalu diingat sang Guru. Tata enjoy saja dengan apa yang ia lakukan.
Baginya hidup dianggap mudah
tanpa harus berpusing-pusing seperti yang dibicarakan teman-temannya. Kalau
Bejo tidak berangkat sekolah terasa
sekali kelasnya jadi sunyi, kelasnya sepi seperti tak ada penghuninya. Itulah
Bejo yang dengan caranya sendiri mengisi kesehariannya
di sekolah . Banyak sudah catatan Bejo
yang ditulis Guru. Itulah salah satu keunggulan atau keanehan murid yang
satu ini. Bejo Sujana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar