Mengenai Saya

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Nurdin Kurniawan, S.Pd. Bekerja sebagai PNS disalah satu sekolah di kota Kabupaten Cirebon. Selain sebagai guru aktif menulis di beberapa surat kabar yang ada di cirebon. Diorganisasi PGRI tercatat pula sebagai redaktur majalah Diaelktika, majalah milik PGRI Kab. Cirebon. Tinggal di Gebang yang merupakan Kampung Nelayan yang ada di Cirebon

Minggu, 25 Agustus 2019

KERANJINGAN GAME ON LINE (Cerpen)


Cerpen

KERANJINGAN GAME ON LINE
                Apakah jadi orang terkenal di sekolah memang enak? Jawabannya bisa ya bisa pula tidak. Seperti yang dialami  Bejo Sujana. Bejo  kini duduk di kelas 9. D. Semua guru  mengenal anak yang satu ini. Memangnya kenapa? Ya… Bejo  beda dari siswa yang lainnya. Anak ini sering membuat masalah. Dari yang namanya bolos, ribut di kelas, suka ngomel, suka nyletuk dan segudang prestasi yang berkonotasi negatif dari yang namanya Bejo.
            Anak ke-2 dari 3 bersaudara pasangan dari Susanto dan Sumini. Tak jauh apa yang dikakukan di sekolah, di rumah juga Bejo  kadang membuat orangtuanya mengurutkan dada. Bagimana tidak? Pernah suatu hari Bejo  tidak pulang-pulang. Dari pagi sampai maghrib Bejo  belum datang juga. Ibunya mencemaskan dimana Bejo  berada. Maka dicarilah Bejo  kemana-mana. Teman-temannya dihubungi hanya untuk mengetahui dimana anak yang bernama Bejo . Sampailah informasi pencarian Bejo  pada salah seorang yang baru pulang diajak bermain game on line oleh Bejo .
            “Bejo  ada di PS”
Temannya itu lalu menyebutkan salah satu rental yang biasa Bejo  main didalamnya. Orangtuanya langsung menghubungi rental yang dimaksud. Benar saja Bejo  sedang asyik main game.
            “Bejo  kamu ini…”
            “Kalau main harus tahu waktu!”
            “Ayo pulang!”
Di tempat game on line ini kulit kacang berserakan, abu rokok  tak ketinggalan. Sang Ibu hanya geleng-geleng kepala. Karena yang mementa  adalah ibunya, Bejo  akhirnya menurut. Padahal permainan yang sedang ia lakukan sedikit lagi bakal menang. Kalau menang ini artinya ia bakal dapat uang. Sayang saja sang Ibu datang menyuruhnya pulang.
            Bukan tanpa alasan  sang Ibu menyuruhnya pulang. Bejo  ini kalau sudah main PS sanggup tak beranjak dari tempat duduknya sampai 12 jam. Ini terbukti main game dimulai pukul 06.00 sampai mendekati maghrib tak mau beranjak dari PS tempat ia main. Di rumah Bapak juga ikut menasehati Bejo . Kalau dinasehati orang lain pasti akan ada jawaban dari tata, maklumlah anak ini suka nyletuk, namun kali ini yang menasehati    bapaknya sendiri membuat Bejo  pilih diam. Ia tahu resiko kalau sedikit saja menyela pembicaraan sang Bapak. Daripada dimahari lama-lama maka diam adalah jalan yang paling baik.
                                                                        ***
            Di sekolah jadi ngantuk! Tak banyak yang ia                    perhatikan dari gurunya yang sedang memberikan penjelasan. Permainan game on line yang dilakukan semalaman membuat pagi ini serasa tak bergairah. Kalau tidak diomeli sang Bapak lebih baik tidur di rumah. Sesekali matanya coba diarahkan pada sang guru yang sedang menjelaskan. Tapi tetap saja terasa sepet mata ini. Bejo  yang biasanya selalu nyletuk  dari apa yang sedang dijelaskan oleh gurunya tumben-tumbenan kali ini hanya diam saja. Tak kuat dengan mata yang terus ingin terpejam membuat Bejo  ijin pada gurunya.
            “Pak saya mau ke belakang!”
Gurunya yang sudah tahu adat kebisaaan anak ini lalu menginjinkan. Ditungggu-tunggu sampai jam pelajaran selesai yang namanya Bejo  tak datang lagi ke kelas. Guru-guru sudah pada paham dengan kelakuan anak yang satu ini. Pasti nongkrongnya di kantin. Ke WC hanyalah cari-cari alasan saja agar dirinya bisa diluar kelas.
            Makan dengan lahapnya. Tadi pagi di rumah memang belum sarapan. Kadang yang disediakan ibunya tidak menggugah selera. Begitu diberi ongkos dan uang jajan maka Bejo  langsung saja pergi ke sekolah. Kalau di kantin sekolah  makan sudah bisa ditebak karena di rumah juga tak sempat sarapan.
            Bagi Bejo  kalau gurunya diangggap tidak menyenangkan alias monoton dalam memberikan pelajaran maka pada jam berikutnya Bejo  juga tidak masuk kelas. Sekalian dengan yang tadi ijin jadi bebasnya bisa lebih lama. Guru yang menyadari kalau Bejo  tadi berangkat lalu mencari-carinya. Setelah ketemu Bejo  dibawa ke kelas.
            “Kamu ini mau sekolah atau mau main?”
Segala argumen sangat baik dikemukakan oleh Bejo . Anak ini memang suka ngomong apalagi kalau nyletuk. Jadi kalau ada guru yang menasehatinya kadang diangggap angin lalu saja.
            “Sudah kalau begitu buat perjanjian saja”
            “Kalau kamu tidak masuk pada pelajaran Bapak maka kamu jangan masuk saja”
            “Kamu berada di luar kelas!”
Diberi peringatan yang seperti itu justru malah membuat Bejo  senang. Dirinya akan lebih mudah beralasan kalau ditanya Guru yang lain. Kalau ditanya kenapa ada di luar kelas anak akan dijawab Bejo  dengan gampang. Habis disuruh keluar oleh Bapak anu atau ibu anu. Anak yang satu ini memang ada saja alasan yang diberikan.
            Bolos bukan hal yang aneh lagi bagi Bejo . Kalau sudah ada diluar sekolah justru akan                  lebih leluasa lagi main dengan anak-anak yang sudah SMA. Apalagi kalau sudah ada di tempat rental PS maka ia dengan mudah bertemu dengan anak-anak yang jauh lebih tua usianya. Di tempat PS inilah Bejo  tak segan-segan adu kebolehan main game bola. Tak jarang Tata taruhan dengan anak-anak SMA dan  hebatnya lagi Tata sering mengalahkan anak SMA dalam main PS. Lumayan juga uang hasil taruhan dengan anak-anak SMA bisa digunakan untuk membayar rental PS.
            Pergaulan Bejo  memang luas. Jangankan anak-anak SMA, yang sudah keluar dan punya keluarga pun Bejo  akrabi. Di rental PS memang tidak saja didominasi pelajar, namun ada juga orang yang sudah berumahtangga ikut-ikutan main PS. Kadang kalau nantang main game bola maka Bejo  layani juga. Justru kalau main dengan orang yang lebih dewasa jauh lebih enak. Apa tidak takut dicurangi?
“Tidak, justru mereka sudah pada kenal jadi            diangggap sama dengan teman-teman yang lainnya”, ungkap Bejo . Begitulah alasan yang dikemukakan oleh orang yang keranjingan game on line.
            Tempat rental PS yang tak jauh dari sekolah membuat Bejo  adalah pelanggan tetapnya. Sudah tidak aneh kalau Bejo  sering nongrong di rental Mang Kokom. Rental yang dekat dengan sekolah memang bikin masalah. Sudah sering Mang Kokom  ini diperingati pihak sekolah agar jangan memberikan rentalan pada anak-anak sekolah, namun tetap saja tidak bisa. Berbagai alasan dikemukakan.
            “Saya ini lagi usaha…”
            “Bahkan saya larang anak-anak yang berseragam main PS disini”
            “Kalau dilarang malah bikin masalah”
            “Saya harus  bagaimana lagi?”
Pembiaran yang akhirnya dipilih oleh pengelola rental PS. Setidaknya ada uang masa sih ditolak!  Antara bisnis dan aturan jadi tidak jelas.
            Kini di rumah Bejo  makin senang saja setelah sang kakak membelikannya komputer. Di rumah kini bahkan ada 2 komputer. Makin jaranglah Bejo  keluar rumah sebab dia sedang ada dihadapan komputer. Kali ini penjelajahan Bejo  makin jauh saja. Kalau dulu main game dengan taruhan dengan orang yang  saling kenal dan bisa dilihat mata, kini mainnya dengan pengelola game on line. Dari permainan ini Bejo  kadang membawa uang sampai ratusan ribu rupiah. Permainan game on line ternyata lebih menjanjikan bila dibanding dengan main PS.
            Ber jam-jam Bejo  sanggup                 mengalahkan permainan yang ada di game on line. Point bank, demikian yang Bejo  kumpulkan makin banyak saja. Makin banyak point bank-nya tentu saja makin banyak rupiah yang berhasil dikumpulkan. Cara menukarkannya bagaimana? Karena permaianan ini harus melalui registrasi maka cara pencairannya juga melalui rekening. Nanti kalau point bank-nya sudah banyak bisa dicairkan di bank mana saja.
            “Nanti datang ke bank”
            “Kita masukkan pin seperti orang yang sedang menarik ATM”
            Point bank yang didapat lalu ditukar degan rupiah”
            “Tingggal diambil saja sesuai dengan jumlah point bank-nya”
Kalau sudah seperti yang dikakukan Bejo  sunggguh sudah profesional. Hanya duduk di rumah ber jam-jam   bisa menghasilkan rupiah yang cukup   lumayan. Pantas saja kalau anak ini sering mengantuk di kelas. Permainan gamblernya sudah melewati batas negara. Game on line sudah merusak otaknya.
                                                                        ***
            Cita-citanya jadi pelaut. Dalam hatinya ingin juga seperti anak-anak yang lain bisa belajar. Tapi godaannya kalau ingin belajar yang membuat Bejo  akhrinya tak pernah belajar. Ingin lulus dari SMP yang sebentar lagi juga akan selesai. Urusan dengan Ibu Nunung sudah sering kali . Maklumlah kalau Bejo  sudah sekali tercatat di Guru BP makin sering saja dipanggil. Pernah juga rambut Bejo  dipotong Ibu Nunung. Mungkin Karena  gondrong ataupun tidak sesuai dengan aturan sekolah.
            Sampai sekarang masih ada nilai yang masih kurang dari KKM di buku rapot Bejo . Belum sempat diperbaiki sebab tugasnya selalu berubah. Kalau ulangan kecil maka tugasnya lain lagi. Seringnya menumpuk-numpuk tugas yang diberikan Guru membuat Bejo  sampai sekarang tak menyelesaikan tungggakan nilai. Bagi Bejo  segalanya bisa dipermudah bahkan dianggap mudah. Seperti tak ada kesulitan sama sekali dari anak yang satu ini.
            Mengenai kegemarannya akan game on line ternyata diketahui pula oleh sang Bapak.
            “Kalau memang menghasilkan sih tidak apa-apa”
Itulah jawaban yang diberikan orangtua bila Bejo  lama tak keluar-luar kamar. Permainan yang satu ini memang sangat mengasyikkan. Dapat uang lagi!
            Bejo … Bejo  … pribadi yang memang unik. Kecil perawakannya, suka nyleneh, suka nyletuk kalau Guru sedang menjelaskan, suka sering ijin ke WC lalu tak kembali lagi. Anak-anak yang seperti inilah yang selalu diingat      sang Guru. Tata enjoy saja dengan apa yang ia lakukan. Baginya hidup             dianggap mudah tanpa harus berpusing-pusing seperti yang dibicarakan teman-temannya. Kalau Bejo  tidak berangkat sekolah terasa sekali kelasnya jadi sunyi, kelasnya sepi seperti tak ada penghuninya. Itulah Bejo  yang  dengan caranya sendiri mengisi kesehariannya di sekolah . Banyak sudah catatan Bejo  yang ditulis Guru. Itulah salah satu keunggulan atau keanehan murid yang satu ini. Bejo Sujana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar