Cerpen
BENTUK KEPRIHATINAN
Oleh : Nurdin Kurniawan
Hari Senin….
Mulanya hanya
bisik-bisik namun lama-kelamaan akhirnya gempar juga. Hampir tak percaya
sebagai Guru mendengar kasus yang menimpa salah seoran anak didikku. Konon
dalam koran lokal yang aku baca terjadi
tindak pemerkosaan anak dibawah umur sebut saja namanya Bunga. Bunga digilir
oleh 2 pria dewasa disalah satu kamar warung yang ada dekat stasiun.
Jadilah sekolah ini menjadi
pembicaraan sebab sekolah tingkat SMP di Kecamatan Pabedilan hanya ada dua. Di koran
itu hanya menyebutkan salah satu sekolah yang ada di Pabedilan. Kontan pihak
sekolah SMPN 1 dalam hal ini menolak jikalau dikatakan sebagai salah salah satu
siswinya yang terlibat. Telaah pembaca akhirnya juga tahu kalau Bunga kemudian
berasal dari sekolah ini. Sekolah seperti kebakaran jenggot dengan peristiwa yang
cukup menggemparkan ini. Apa betul Bunga diperkosa?
Sungguh takjub bahkan hampir tidak
percaya kemudian pada hari yang sama (Senin) Bunga hadir di sekolah. Ia datang
seperti tak memperlihatkan sesuatu yang memberatkan pikiran dia sebagai orang
yang sedang banyak dibicarakan . Enjoy saja datang ke sekolah seperti tak
terjadi apa-apa. Senin seperti biasa sekolah mengadakan upacara bendera. Bunga
ikut upacara seperti halnya murid yang lain. Entah karena masih ada yang dirasa
atau efek dari minuman yang ditenggak akhirnya Bunga tak kuat berdiri. Ia jatuh
pingsan. Bunga dipisahkan dari barisan untuk ditangani lebih lanjut.
Hari Selasa…
Berita dari
mulut ke mulut mulai santer bahkan sudah hampir semua Guru mengetahui kasus yang
dialami Bunga. Karena kasusnya cukup menggemparkan maka mau tak mau akhirnya Bunga
dipanggil Guru BP. Walau sudah tahu kasus yang sedang dialami oleh Bunga namun
ingin tahu lebih jauh mendalami kasus yang terjadi terhadap anak didiknya.
Aku yang juga hadir di rung BP dengan
beberapa kali punten Guru BP meminta diriku agar meninggalkan ruang BP dahulu.
Aku seperti tak ngeh kalau yang lagi ditangani Guru BP adalah apa yang dibaca
olehku berita di koran hari Senin yang lalu. Bunga mendapatkan penanganan dari
Guru BP. Entah apa yang dibicarakan antara Guru BP dengan anak yang
bersangkutan. Cukup lama aku berada di
luar ruangan sekedar membuat teh manis. Ngobrol dengan beberapa rekan Guru yang
ada di ruang Guru. Ada keinginan masuk lagi untuk meneruskan membuat cerpen
seperti yang sedang aku lakukan tadi.
Di ruang BP ternyata sudah banyak
Guru yang hadir dan beberapa anak yang ternyata ikut ada dilokasi kejadian. Banyak
yang ditanyakan seputar kasus yang sedang berkembang. Namun aku tetap berbaik sangka
saja jangan menimbulkan masalah yang jauh lebih berat lagi. Apa yang sedang ditangani
beberapa Guru biarlah berlangsung sebagaimana mestinya. Dari pertemuan tersebut
akhirnya ditindaklanjuti dengan surat pemanggilan terhadap orangtuanya
masing-masing.
Suka timbul pertanyaan dalam
hati ini, sudah sejauh itukah pergaulan
anak-anak sekarang? Ini tingkat SMP-loh! Dari cerita-cerita yang berkembang aku
sempat merinding, membandingkan anak SMP jamanku dahulu dengan apa yang sedang
berkembang di sekolah ini. Mudah-mudahan asumsinya tidak seperti itu. Biarlah
pihak polisi yang bekerja lebih jauh
mendalami apa yang sedang terjadi. Toh
kejadiannya diluar sekolah. Sekolah tinggal menerima saja apa yang sedang
dilakukan pihak kepolisian.
***
Hari Sabtu….
Ruang BP mulai
didatangi oleh beberapa orangtua yang anaknya terlibat di salah satu warung yang
berada dekat stasiun. Meminjam istilah BP maka kegiatan yang seperti ini
disebutnya dengan konferensi kasus. Pihak-pihak yang terlibat duduk bersama
untuk mengambil kesepakatan apa yang seharusnya diambil, apa yang seharusnya
bisa diperbuat agar citra sekolah tetap baik dan anak-anak yang sedang mendapat
masalah juga mendapatkan haknya dengan baik pula.
Aku lihat ada wali kelas, ada Guru
BP, ada beberapa Guru Pembina. Orangtua
yang anaknya terlibat sudah duduk dikursinya masing-masing. Termasuk juga
anak-anak yang terlibat. Ruangan ini terlihat sesak dengan kumpulnya beberapa
eleman masyarakat yang ikut menghadiri konferensi kasus.
Acara dibuka oleh Guru BP yang membeberkan
kronologis peristiwa yang terjadi. Dijelaskan pula bagaimana mengambil langkah
yang baik agar nama SMP tetap baik dipandang masyarakat. Lalu dilanjutkan dengan
penyampaian yang dilakukan Humas dan terakhir dari walikelas. Hampir semua yang
diuduk di kursi paling depan memberikan masukannya masing-masing. Mulailah acara
diisi sesi tanyajawab yang melibatkan para
orangtua murid. Forum akhirnya jadi hidup. Masing-masing punya argumennya masing-masing.
Sempat memanas juga karena yang angkat bicara ternyata hampir semua orangtua yang
dipanggil.
Namanya orangtua jelas tak akan
menjebloskan anaknya kearah yang tidak dikehendaki. Sebisa mungkin agar anaknya
terangkat jangan sampai jadi orang yang dirugikan. Orangtua si A mengatakan anaknya begini-begini dan seterusnya. Demikian
pula dengan orangtua si B yang mengemukakan pembelaan terhadap anak-anaknya.
Kalau mau disimpulkan tak mau orangtua mendengar anaknya hal-hal yang negatif.
Kasus yang seperti ini karena sudah
masuk ranah kepolisian maka berdampak pula dengan apa yang ada di sekolah.
Sekolah juga menerapkan aturannya tersendiri berkenaan dengan orang-orang yang
bermasalah tadi. Mulailah ada yang tidak suka dengan langkah yang akan diambil pihak
sekolah. Setidaknya sebagai orangtua tentu tak menghendaki sang anak diberikan
sanksi. Apalagi model Bunga yang sudah
dirugikan secara fisik juga dirugikan oleh keputusan yang nantinya bakal
membuat dirinya tidak merasakan ketenangan. Setidaknya bakal sanksi yang akan
ia terima bisa membuat dirinya makin terkucil dari pergaulan.
Pembina OSIS yang datang membawa
aturan yang berlaku lalu dibacakan
dihadapan sidang. Mulailah yang namanya orangtua gelisah. Akan diberi apa
anaknya dengan sanki yang akan diberikan? Sambil menanti rundingan rupanya ada
orangtua yang lalu tidak betah di ruang sidang. Ia keluar ruangan entah apa yang
akan diberikan pihak sekolah terhadap anaknya. Guru-guru yang hadir juga ikut
keluar ruangan. Rupanya ada beberapa pembicaraan yang jangan sampai didengar
oleh anak-anak. Orangtua yang ada diruangan BP akhirnya keluar semua. Hanya ada 3 anak
yang bermasalah tadi yang tinggal di ruangan BP.
Aku menyaksikan ke-3 anak yang ada
didalam ruangan tadi. Mereka membaca peraturan tata terbib yang berlaku di
sekolah ini. Disitu ada sanksi yang harus diterima kalau melakukan pelanggaran ini
dan itu. Kalau aku perhatikan ke-3 anak itu sepertinya tak merasakan adanya
penyesalan sama sekali. Mereka malah guyonan setelah membaca aturan yang
tertera. Sepertinya apa yang dibaca tadi tak membekas sama sekali. Biarlah apa
yang ada dalam aturan tetap aturan sementara mereka bisa melanggar aturan yang
sudah berlaku dan baku.
Tak adanya guru-guru yang masuk
ruangan lagi membuat mereka yang ada di ruangan BP menjadi bosan. Mau apa lama-lama
dalam ruangan kalau tidak ditangani lebih lanjut? Ketiga anak ini lalu
membubarkan diri. Aku tak memperhatikan
lebih jauh karena bukan kewenanganku untuk menghentikan anak-anak ini
agar tetap berada di ruangan BP.
Ruang persidangan rupanya ganti di
tempat yang lain. Aku tak tahu apa keputusan dari sidang yang berlangsung alot ini. Apapun yang akan diambil pihak
sekolah aku yakin inilah yang terbaik buat mereka. Aku akan ikut mengamankan
hasil keputusan yang diambil pihak sekolah.
***
Senin, 5 November 2012.
Brifing kali ini salah satunya
adalah membahas apa yang sudah diambil
dalam sidang di hari Sabtu. Aku
baru tahu setelah Guru BP angkat bicara
dalam brifieng. Ternyata Bunga, yang
menjadi tokoh dalam beberapa kali
pertemuan akhirnya melalui orangtuanya menyatakan mengundurkan diri dari
sekolah. Ini adalah langkah yang paling baik. Tentunya juga agar bisa enak
kesana-kemari. Maklumlah sekolah dalam posisi yang juga sulit. Demi nama baik
sekolah dan nama baik yang bersangkutan akhirnya melalui orangtuanya sendiri Bunga menyatakan mengundurkan
diri dari sekolah.
Persoalan yang cukup pelik. Suara-suara bermunculan. Akhirnya diketahui dari
beberapa rekan Guru berita tentang keseharian Bunga. Pola hidup Bunga memang
sudah seperti itu. Bunga yang sudah biasa menyanyi di panggung hiburan burok
sudah bergaul terlalu jauh. Ada
suara-suara yang menyatakan begini dan begitu. Ternyata kasus perkosaan yang
menimpa Bunga tidak sepenuhnya benar! Pihak laki-laki yang digugat mulai
mengumpulkan barang bukti untuk pembelaan. Masyarakat ikut dibuat bingung
dengan kasus yang ini. Kalau begitu suara versi mana yang benar? Entahlah!
Pihak-pihak yang dirugikan dalam hal
ini orang yang ditangkap polisi atas pengaduan pemerkosaan akhirnya mulai
menyusun strategi. Mereka katanya mau menuntut balik dengan apa yang selama ini
mereka timpakan. Bakal jadi ramai. Sudah seperti inikah kehidupan di dunia ini?
Satu suara!
Demikian
akhirnya apa yang harus disuarakan pihak sekolah bila mendapatkan pertanyaan
tentang si A si B ataupun si C. Harus ada satu kesepakatan dalam hal yang
seperti ini. Satu suara! Jangan sampai terpecah belah. Kalau sudah memasuki
ranah hukum biarlah itu diambil alih
oleh pihak kepolisian. Sekolah tidak ingin terlibat terlalu jauh. Hanya saja hal
yang seperti ini harus menjadikan perhatian kita bersama.
Mendidik ternyata jauh lebih sulit dari apa yang diperkirakan
sebagian orang. Kalau sudah ada kasus yang mencuat barulah kita yang biasanya
disalahkan lebih dulu atas apa yang terjadi. Ini tidak sepenuhnya benar! Ini masih
banyak yang harus diluruskan. Pendidikan bukan tanggungjawab Guru semata. Bukankah
waktu yang dialami anak-anak jauh lebih banyak di keluarga! Mudah-mudahan orang
yang masih berfikir selalu menyalahkan
Guru bisa mengerti dengan apa yang sedang berkembang. Arif-ariflah dalam hal
menilai suatu lembaga atau institusi.
Ikuti perkembangan. Kita tentunya
berharap masalah yang sepertti ini bisa berakhir dengan sebaik-baiknya. Pihak-pihak
yang terlibat agar merapatkan barisan agar apa yang masih bisa dirundingkan maka rundingkanlah dengan baik. Semuanya
dikembalikan pada masing-masing pihak yang terlibat. Semoga yang terjadi adalah
yang terbaik buat mereka semua.
Hanya bisa mengambil nafas
dalam-dalam. Dari setiap langkahnya ada cerita yang sangat menarik. Apapun yang
terjadi adalah pelajaran buat kita semua. Semoga kita diberi kemudahan dalam
setiap menelaah kasus yang datang. Semoga Allah memberikan jalan yang mudah
untuk dilalui oleh semua pihak yang sedang mengalami ujian.
Cirebon,
5 Novem,ber 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar