ARTIKEL
HARI PERTAMA MASUK SEKOLAH
Oleh
: Nurdin Kurniawan, S.Pd. *)
Masih
ingat ketika Mendikbud masih dijabat oleh Anies Baswedan bahwa Tahun Pelajaran
Baru anak-anak wajib diantar oleh orangtuanya ke sekolah. Hanya sekali dalam
setahun. Kegiatan awal tahun yang mengawali ikatan batin antara orangtua murid
dengan pihak sekolah. Si orangtua menyerahkan anaknya ke pihak sekolah untuk
dididik dan diajar. Kegiatan seperti ini sekaligus sebagai bentuk tanggungjawab
orangtua menitipkan sang buah hati ke pihak sekolah.
Sekolah
yang dititipi orangtua anak didik tentu mempunyai tanggungjawab penuh untuk
mendidik dan mengajarnya. Ada suatu bentuk ikatan yang tak terpisahkan antara
orangtua si anak dan pihak sekolah. Jikalau dikemudian hari ada suatu permasalahan
tentu baik pihak anak, orangtua dan
sekolah bisa menyadari posisi dan
tanggungjawabnya masing-masing.
Kebijakan
yang sudah bagus ini sekarang tidak terdengar lagi gaungnya mengingat Anies
Baswedan sudah tidak menjadi menteri lagi. Namun karena yang bersangkutan sudah
menjadi gubernur di Jakarta maka kebijakan mantan menteri pendidikan ini dituruskan
di wilayah kerjanya saja yaitu di Jakarta. Sementara di daerah atau propisni yang
lainnya tidak terdengar lagi.
Dari
iklan layanan masyarakat yang ditayangkan oleh Pemda Jakarta himbauan Gubernur
Jakarta ini terus ditayangkan. Gubernur Anies Baswedan mengajak orangtua agar
di hari pertama anak masuk sekolah agar orangtua mendampingi putra-putrinya
dihari pertama ke sekolah. Orangtua diminta mengantar sang buah hati ke sekolah
sambil menyerahkan pendidikan anaknya
ini dari orangtua pada pihak sekolah. Tak tanggung-tanggung sebagai bentuk
tanggungajwab orangtua, sebagai seorang ayah, Gubenrnur DKI Jakarta sendiri memberi contoh datang
ke sekokah anaknya yang paling bungsu. Suatu
bentuk pertanggungjawaban orangtua yang memang peduli terhadap
pendidikan anak tercinta.
Bagi
yang punya anak yang baru pertama kali sekolah di Paud atau SD tentu punya kesibukan yang baru pula.
Hari pertama anak masuk sekolah harus dipersiapkan jauh-jauh hari. Berbagai
macam pertanyaan lalu timbul jauh-jauh hari sebelum anak sekolah. Nanti dengan
siapa berangkatnya? Siapa yang mengantarkannya? Anak betah atau tidak di
sekolah yang baru? Segudang pertanyaan yang membuat kita sebagai orangtua susah
untuk tidur. Belum lagi harus membeli berbagai perlengkapan anak seperti buku
tulis, tas sekolah, sepatu dan lain-lainnya. Tahun Pelajaran Baru 2018-2019
memang membutuhkan persiapan tersendiri.
Ada
yang unik setiap memasuki Tahun Pelajaran Baru. Orangtua tentunya ingin agar
anaknya bisa belajar semaksimal mungkin. Agar anak bisa mendengarkan penjelasan
guru tentunya orangtua ingin agar anaknya bisa duduk di kursi deretan paling
depan. Ingin agar sang buah hati mendapatkan perhatian maksimal dari guru.
Di
beberapa daerah seperti di Banyumas ada orangtua yang rela mengantarkan anaknya
yang baru masuk kelas 1 shubuh-shubuh dari
rumah sudah berangkat sekolah. Tujuannya agar sang anak bisa memperoleh bangku
yang paling depan yang dekat dengan gurunya. Kalau datangnya siang tentu mereka
beranggapan tidak bakal mendapatkan kursi seperti yang diharapkan. Wajar
jikalau orangtua si anak ini mengantarkan anaknya shubuh sekalipun. Demi sang
anak orangtua rela berkorban walau ia sendiri tahu ruang kelas sekolah baru
buka sekitar pukul 06.00. Itupun kalau yang pegang kuncinya rumahnya dekat
dengan sekolah.
Di Cirebon tak beda jauh seperti di Desa
Getrakmoyan, Kecamatan Pangenan juga seperti itu. Orangtua yang anaknya masuk
kelas 1 rela datang shubuh-shubuh agar sang anak bisa duduk di deretan paling
depan. Agar tidak ditempati oleh murid yang lain maka tas ataupun identitas si
murid sudah ditempel di meja menggunakan lakban bahkan ada yang dipaku.
Kesibukan
lain yang paling terlihat manakala kedua orangtuanya juga bekerja. Dengan siapa
nanti si anak berangkat , pengawasan dan sebagainya? Pokoknya hari pertama anak
masuk sekolah memang bikin repot semua orangtua. Kalaulah si anak yang baru
masuk Paud atau SD mau dilepas (ditinggal)
begitu saja setelah diantar tentu tak jadi masalah. Ada anak yang pada hari
pertama masuk sekolah ini tak mau ditinggal orangtua.
Sebagai orangtua juga
tak tega bila melihat si buah hatinya yang baru masuk sekolah ditinggal.
Alhasil si orangtua terpaksa dalam beberapa minggu pertama harus menunggui si
buah hati agar mau bersekolah. Bagaimana pula dengan pekerjaan si orangtua yang
ditinggal karena harus menunggui si anak
sekolah? Tentu tidak enak pula ditinggal karena alasan menunggu anak. Ya…
inilah yang harus diperhatikan lebih jauh oleh orangtua yang kebetulan
kedua-duanya bekerja. Kalau di Jakarta gubernurnya menyadari bahkan
menganjurkan agar si orangtua harus mengantar si buah hati di hari pertama
masuk sekolah. Gubernur mengingatkan agar kepala-kepala kantor atau intansi harus
menyadari kalau nanti ada anak buahnya yang datang terlambat harus dimaklumi
dengan catatan si pegawai tadi habis mengantar
anaknya masuk sekolah di hari pertama.
Pernah
penulis menyaksikan ada anak yang baru masuk TK dimana ia tak mau ditinggal
sama sekali oleh orangtuanya. Punya pembantu tapi tak ingin ditunggui oleh sang
pembantu harus oleh orangtuanya sendiri. Bila ditinggal? Si anak menangis!
Punya anak yang seperti ini memang merepotkan. Kalau kita bentak tentu
sekolahnya akan mogok dan tak bagus buat perkembangan si anak. Pintar-pintar
saja sebagai orangtua kalau sudah menghadapi anak yang seperti ini. Gantian
antar suami dengan istri agar si anak mau sekolah, terus dan terus sampai
akhirnya si anak mau untuk diantar sang pembantu atau bahkan bisa sendiri
sekolah tanpa ada yang mengantarnya.
Minggu
pertama Tahun Pelajaran Baru di sekolah menjadi amat penting untuk membangun
prinsip pengelolaan kelas yang efektif. Salah satu kunci mengatasinya adalah
mengelola hari-hari pertama dan minggu-minggu awal masa sekolah secara cermat
dan hati-hati. Mengingat, kesan awal tahun ajaran tersebut menentukan
keberhasilan pembelajaran selanjutnya. Untuk itu, manfaatkan masa awal tahun
ajaran ini untuk menyampaikan aturan dan prosedur yang kita gunakan di kelas.
Ajaklah anak kita bekerja sama untuk mematuhinya dan terlibat aktif dalam semua
aktivitas pembelajaran. Membangun ekspektasi, aturan, dan aktivitas rutin di
minggu-minggu awal tersebut sangat membantu memperlancar dan memudahkan
pengembangan lingkungan kelas yang positif.
Menyadari
bahwa anak adalah bagian dari kehidupan orang tua dan orang tua punya kendali
pada anak, maka perlu disadari bahwa penyesuaian diri anak adalah juga
penyesuaian diri orang tua. Ada tipe orang tua yang menyadari bahwa dirinya
juga perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak yang memasuki tahun
pelajaran baru. Di sisi lain ada juga orang tua yang tidak terpikir bahwa anak
membutuhkan bantuan orang tua dalam menghadapi perubahan yang ada di tahun
pelajaran baru. Pilihannya ada di tangan orang tua. Hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa kesadaran akan perlunya penyesuaian diri yang baik dapat membantu
anak dan orang tua menjalani hari-harinya penuh bahagia tanpa beban.
Demi dan untuk anak kita sebagai
orangtua harus rela berkorban, tidak hanya pikiran, tenaga , uang bahkan
kehadiran kita di sekolah pada hari pertama anak masuk sekolah. Apapun bentuk
pengorbanan bapak dan ibu semua tentu agar anak kita bisa beradaptasi di
sekolahnya yang baru, bisa bergaul dengan teman-temannya. Semoga apa yang kita
berikan sebagai orangtua pada anaknya adalah yang terbaik buat anak kita.
Kedatangan orangtua di sekolah merupakan bentuk tanggungjawab akan pendidikan
dan masa depan si anak.
Selamat memasuki Tahun Pelajaran Baru 2018-2019, selamat
mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) mudah-mudahan tidak terdengar
lagi berita-berita tentang perploncoan di saat MPLS.
*) Praktisi Pendidikan
Domisili di Gebang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar