Mengenai Saya

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Nurdin Kurniawan, S.Pd. Bekerja sebagai PNS disalah satu sekolah di kota Kabupaten Cirebon. Selain sebagai guru aktif menulis di beberapa surat kabar yang ada di cirebon. Diorganisasi PGRI tercatat pula sebagai redaktur majalah Diaelktika, majalah milik PGRI Kab. Cirebon. Tinggal di Gebang yang merupakan Kampung Nelayan yang ada di Cirebon

Senin, 24 Juni 2019

ZIARAH Bagian Kesembilan Sunan Gresik (Cerpen)


Cerpen
ZIARAH
Bagian Kesembilan
Sunan Gresik
Oleh : Nurdin Kurniawan

            Tak terasa satu per satu makam para waliyullah dapat  aku ziarahi. Kini bus mengarah pada makam waliyullah berikutnya yaitu makam Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan  Sunan Gresik. Dari kota Lamongan menyusuri redupnya malam menuju kota Gresik. Berangkat usai sholat isya dan baru sampai di lokasi sekitar makam Sunan Gresik hampir pukul 21.00.
            Lokasi parkir bus tak jauh dengan lokasi makam . Peziarah hanya perlu jalan kaki beberapa menit untuk sampai di makam Sunan Gresik. Seperti biasa sepanjang lorong menuju lokasi makam dipenuhi oleh para pedagang cinderamata khas Sunan Gresik. Banyak  juga penjual makanan  yang menggugah selera. Tingggal berhenti saja dan pesan kalau memang kita dalam keadaan lapar.
                       
Makam Sunan Gresik
Syekh Maulana Malik Ibrahim

            Makam Syek Malulana Malik Ibrahim dapat terlihat dari luar. Peziarah dengan leluasa melihat makam Sunan Gresik. Ada 3 makam disana yang sejajar dengan makam Sunan Gresik, salah satunya adalah istri beliau .
Rombongan melaksanakan sholat isya dahulu disekitar lokasi makam Sunan Gresik. Aku yang sudah melaksanakan sholat ketika di tempat ziarah Sunan Drajat tak ikut bagian. Kesempatan ini aku gunakan  dengan mencari makanan untuk menutup rasa lapar yang cukup lumayan. Membeli jajanan  semacam baso tusuk. Harganya sangat terjangkau hanya Rp. 2.000 untuk satunya. Memang ukurannya macam-macam, ada yang kecil mungkin harganya Rp. 1.000 yang  sedang yang Rp. 2.000 dan yang besar sekali entah berapa harganya aku juga tidak sempat bertanya.
 Rombongan berdoa di makam Sunan Gresik  dengan mengambil posisi sebelah utara. Sudah ada 3 rombongan dari daerah lain yang lebih dahulu mengambil tempat untuk berdoa. Belum lagi rombongan lain yang juga sedang mencari tempat yang kosong untuk berdoa. Sunggguh nikmat bisa berdoa bersama-sama dengan Pak Kyai.
Masih dalam komplek yang sama  ada lagi satu makam orang alim yaitu makam Syekh Ishak yang tak lain adalah Bapak dari Sunan Giri. Kamipun lalu bergeser dekat makam Syekh Ishak. Ditempat inipun tahlilah dikumandangkan lagi. Memang antara Syek Maulana Malik Ibrahim dan Syekh Ishak masih satu level. Usianyapun diperkirakan tak jauh beda. Kalau Syekh Maulana Malik Ibrahim melahirkan Sunan Ampel maka Syek Ishak ini melahirkan Sunan Giri.
Siapa pula Sunan Gresik ini sehingga makamnya banyak diziarahi orang? Marilah kita cari tahu sejarah orang besar ini.   Meninggalnya saja kuburannya tak pernah sepi diziarahi orang apalagi ketika hidupnya pasti beliau ini bukanlah sembarang orang.
Maulana Malik Ibrahim atau lebih dikenal dengan Syek Magribi atau Sunan Gresik. Beliaulah yang mula pertama menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Berkat usaha dan jasanya , penduduk P. Jawa yang kala itu masih banyak yang memeluk agama Hindu dan Budha kini  banyak yang memeluk Islam.
Setelah  cukup dewasa, Maulana Malik Ibrahim diminta ayahnya  Barebat Zaenul Alam agar merantau berdakwah kearah selatan. Ia beserta 40 rombongan yang menyertainya  mengarungi samudra berhari-hari. Mereka kemudian berlabuh di Sedayu, Gresik tahun 1380 M.
Dari sinilah Maulana Malik Ibrahim meluncurkan dakwahnya dengan gaya menjauhi konfrontasi. Sunan melakukan sesuatu yang sangat sederhana. Ia membuka warung menjual rupa-rupa makanan dengan harga murah.
Sunan juga merasa perlu membuka bilik-bilik untuk menimba ilmu bersama.  Model belajar seperti inilah yang kemudian dikenal dengan nama pesantren. Dalam mengajarkan ilmunya , Maulana Malik Ibrahim mempunyai kebiasaan yang khas yaitu meletakkan Al Qur’an atau kitab hadist diatas bantal. Karena itulah ia kemudian dijuluki dengan “Kakek Bantal”.
Selain sebagai ulama, Maulana Malik Ibrahim juga adalah seorang tabib. Diceritakan ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Champa. Besar kemungkinan istri raja itu masih kerabat dengan istrinya.
Setelah selesai membangun dan menata padepokan tempat belajar agama  di Leran, tahun 1419 M , Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya terdapat di Desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur. Saat ini jalan yang menjuju makam tersebut dinamai Jalan Malik Ibrahim.
                                                            ***
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.05 WIB usai sudah salah satu makam diziarahi. Dari Sunan Gresik kini rencananya akan dilanjutkan ke Sunan Giri. Peziarah satu per satu memasuki lagi busnya. Perjalanan malam siap dilanjutkan kembali.
Sepanjang jalan masih banyak manusia yang melakukan aktivitasnya. Sekitar tempat ziarah memang kota yang tak pernah mati. Ada saja kesibukan penduduknya melakukan aktivitas sehari-hari. Beruntung memang punya rumah yang dekat dengan rumah terakhirnya para waliyulllah. Apapun bisa dijadikan tempat untuk usaha. Inilah rejeki lain dari wisata religi. Penduduk jelas sangat diuntungkan dengan adanya wisata religi seperti halnya ziarah Wali Songo.
Subhanallah! Sunggguh nikmat melakukan ziarah kubur seperti yang aku lakukan saat ini. Banyak sekali manfaat yang didapat. Selain untuk mengenang akan sebuah peristiwa yang akan datang yang bernama kematian, juga kegiatan seperti ini anggap saja sebagai napak tilas perjuangan para wali dalam menyebarkan agama Allah. Sudah barang tentu banyak rintangan dan hambatan yang ditemui sepanjang perjalanannya. Dengan penuh kesabaran akhirnya masyarakat yang tadinya banyak yang memeluk agama Hindu dan Budha sekarang banyak yang memeluk Islam. Allahu Akbar.
Sayup-sayup pembicaraan mulai tak terdengar lagi. Perjalan disiang hari dan kini malam hari memang masih terasa  sangat melelahkan. Dengan tujuan yang jelas hal ini terus dilakukan. Masih ada beberapa tempat ziarah yang belum didatangi. Kami datang untuk bersilaturahmi hai waliyullah. Kami datang dari jauh ingin mengunjungimu. Kami datang dari jauh ingin berdoa disamping pusaramu. Kami datang ingin seperti dirimu dengan menorehkan sejarah yang banyak dikagumi. Syiar agama yang telah engkau lakukan yang akhirnya menjadikan kami muslim. Sungguh besar dan mulia apa yang telah engkau berikan pada kami.
Dalam perjalanan malam ini kami datang. Dalam perjalanan malam ini masih banyak tempat yang akan kami tuju. Berilah kami  kemudahan Ya Allah untuk bisa ziarah di makam para kekasihmu. Berilah kemudahan agar kami bisa menyelesaikan semua rute yang telah kami canangkan.
Tak terasa bus sudah berhenti lagi. Rupanya makam Maulana Malik Ibrahim dengan makam Sunan Gresik tak terlalu jauh. Pukul  22.45 kami sudah ada di komplek makam Sunan Giri. Alhamdulillah salah satu tempat lagi bisa kami datangi. Semoga perjalanan yang kami lakukan malam ini memberikan manfaat bagi semuanya, amien.

                                                                                                    Cirebon, 13 Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar