Mengenai Saya

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Nurdin Kurniawan, S.Pd. Bekerja sebagai PNS disalah satu sekolah di kota Kabupaten Cirebon. Selain sebagai guru aktif menulis di beberapa surat kabar yang ada di cirebon. Diorganisasi PGRI tercatat pula sebagai redaktur majalah Diaelktika, majalah milik PGRI Kab. Cirebon. Tinggal di Gebang yang merupakan Kampung Nelayan yang ada di Cirebon

Rabu, 19 Juni 2019

FENOMENA PIALA DUNIA (Artikel)


ARTIKEL

FENOMENA PIALA DUNIA
Oleh : Nurdin Kurniawan, S.Pd.*)


            Gonjang-ganjing pilkada masih berlangsung namun gaungnya mulai mengendur bersamaan dengan pemberitaan tentang Piala Dunia yang masih berlangsung. Piala Dunia yang berlangsung di Rusia menyita banyak perhatian masyarakat. Kalau saja tidak ada Piala Dunia sepertinya berita tentang pilkada masih saja mendominasi. Masih beruntung ada kejuaraan dunia sepakbola. Beberapa riak bahkan gelombang akibat  pilkada tertelan dengan pemberitaan Piala Dunia.
            Sambil menunggu hasil resmi dari KPU maka pilihan yang terbilang bijak adalah jangan saling klaim yang menjadi pemenang. Sebagi penonton yang juga telah menunaikan hak dan kewajiban sebagai warga negara ikut mencoblos dalam pilkada maka kini tinggal menunggu saja keputusan KPU.
            Walau Indonesia tidak masuk  dalam 32 negara yang ikut berlaga di Rusia namun pandangan mata tetap saja tertuju pada Rusia. Ingin sekali menyaksikan langsung di beberapa stadion yang ada di Rusia. Namun apadaya dengan segala keterbatasan akhirnya hanya mampu melihat di layar kaca televisi.
            Beberapa negara yang tadinya berjumah 32 kini berangsur-angsur pulang meninggalkan Rusia. Mereka mulai tersisih di babak 16 besar. Negara-negara yang tadinya dijagokan berpeluang menjadi yang terbaik ternyata pulang lebih awal. Katakan saja mantan juara dunia 4 tahun sebelumnya yaitu Jerman harus pulang setelah berada di bawah klasemen group F.
            Gelaran Piala Dunia 2018 yang fenomenal telah menyelesaikan babak penyisihan fase grup. Mulai 30 Juni 2018, pertandingan sudah memasuki babak 16 besar. Kini hanya tersisa 16 tim untuk bisa bersaing memperebutkan gelar juara ajang empat tahunan ini. Sudah mulai terlihat hasilnya Argentina harus pulang kalah dari Perancis dengan skor 3-4. Gol kemenangan Les Bleus dicetak Antoine Griezmann (13' penalti), Benjamin Pavard (57'), dan Kylian Mbappe (64', 68'), sedangkan gol Tim Tango dibukukan Angel Di Maria (41'), Gabriel Mercado (48'), dan Sergio Aguero (90+3').
            Menyusul Portugal juga harus pulang lebih awal karena tersingkir oleh Uruguay dengan skor 1-2. Gol kemenangan Uruguay dicetak oleh Edinson Cavani (7', 62') dan gol Portugal disumbangkan Pepe (55').
            Dua pertandingan awal 16 besar Piala Dunia 2018 mencetak sejarah sebagai gol terbanyak kedua yang dicetak dalam sehari. Terakhir, tercipta 11 gol dalam sehari terjadi pada semifinal Piala Dunia 1970.
Masih ada beberapa negara yang akan menyelesaikan babak 16 besar dalam waktu dekat. Ada Spanyol vs Rusia, Ada Kroasia vs Denmark, ada Brazil vs Meksiko, ada Belgia vs Jepang, Swedia vs Swiss, Kolombia vs Inggris.
Sebagai negara yang berada di benua Asia tentunya  kita mensuport wakil satu-satunya dari Asia yang masih bertahan yaitu jepang. Sebelumnya wakil dari Benua Asia ada Iran, Korea selatan, Arab Saudi  dan Jepang. Mudah-mudahan Jepang bisa mencetak prestasi yang gemilang mewakili negara-negara yang ada di Benua Asia.
            Indonesia di Piala Dunia
            Sebagai penggemar bola tentunya ada sebuah pertanyaan yang kadang menggelitik hati. Kapan Indonesia akan ikut Piala Dunia? Dalam buku sejarah persepakbolaan Indonesia konon sewaktu masih bernama Hindia Belanda pernah mengikuti Piala Dunia. Pada penyelenggaraan Piala Dunia di Prancis tahun 1938, keikutsertaan Indonesia waktu itu masih bernama Hindia Belanda (Dutch East Indies). Pada putaran final Piala Dunia, Indonesia hanya bertahan di putaran pertama setelah takluk dari Hungaria dengan skor 6-0, dan yang menjadi juara dunia saat itu adalah Timnas Italia.
            Keikutsertaan Indonesia yang kedua ketika Piala Dunia digelar di Jerman pada tahun 1974. Kali ini yang mewakili bukan Timnas sepakbola Indonesia, tetapi diwakili oleh sebuah koin "rupiah" tercinta. Konon koin tersebut dibuat secara khusus sebagai cenderamata oleh percetakan Bank Indonesia pada tahun 1974 dan hanya ada tiga buah. 
            Wasit asal Inggris, Jack Taylor mendapat koin tersebut sebagai cenderamata atas kontribusinya di sepakbola. Taylor kemudian mendapatkan kehormatan untuk memimpin pertandingan puncak Piala Dunia 1974 yang mempertemukan tuan rumah Jerman Barat dengan Belanda, dan kemudian menggunakan koin tersebut untuk mengundi sebelum Jerman Barat dan Belanda melakukan kick off.
            Pada Piala Dunia 1974, keluar sebagai juara dunia adalah tuan rumah Jerman Barat setelah mengalahkan Belanda dengan skor 2-1. Walau hanya diwakili oleh sebah koin yang dibuat bank Indonesia namun ada perasaan  bangga berada di tengah-tengah stadion. Itulah yang namanya sepakbola. Semua mata kini tertuju pada pergelaran akbar yang berlangsung hanya 4 tahun sekali.
            Rusia sebagai tuan rumah juga melakukan berbagai upaya agar Piala Dunia berjalan dengan sukses dan meriah. Sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018, Rusia melakukan berbagai hal demi menyemarakkannya. Mulai dari perbaikan stadion, penambahan jumlah moda transportasi, pembekalan bahasa untuk para sukarelawan, dan tentu saja memproduksi pernak-pernik menarik.
Salah satu yang paling mengesankan dari upaya tersebut adalah bagaimana Bank Sentral Rusia mencetak uang kertas khusus edisi Piala Dunia 2018. Untuk diketahui, uang kertas tersebut merupakan alat pembayaran yang sepenuhnya sah.
            Mudah-mudahan  ajang bergengsi yang sedang kita saksikan ini pada perlehatannya berjalan dengan lancar, sukses tanpa ekses. Begitupula dengan pilkada yang sedang berlangsung segera bisa diketahui hasilnya. Siapapun yang menang harus bisa merealisasikan janji-janjinya selama kampanye. Begitu pula yang kalah harus bisa dengan legowo menerima kasil kekalahan.
            Adanya Piala Dunia setidaknya bisa meredam mereka-mereka yang sedang panas menanti hasil pilkada. Pilkada dan Piala Dunia sama-sama fenomena yang menarik untuk diikuti. Semoga semuanya berjalan dengan lancar. Apapun hasilnya yang masuk sebagai finalis dan kemudian menjadi pemenang harus bisa diterima dengan baik.

                                                                                                            *) Praktisi Pendidikan
                                                                                                                Domisili di Gebang


           





Tidak ada komentar:

Posting Komentar