Mengenai Saya

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Nurdin Kurniawan, S.Pd. Bekerja sebagai PNS disalah satu sekolah di kota Kabupaten Cirebon. Selain sebagai guru aktif menulis di beberapa surat kabar yang ada di cirebon. Diorganisasi PGRI tercatat pula sebagai redaktur majalah Diaelktika, majalah milik PGRI Kab. Cirebon. Tinggal di Gebang yang merupakan Kampung Nelayan yang ada di Cirebon

Rabu, 19 Juni 2019

Durian (Artikel)


ARTIKEL

“D  U  R  I”  A N
Oleh : Nurdin Kurniwan, S.Pd. *)

            Buah asli Indonesia yang satu ini memang punya keistimewaan yang membedakannya dengan buah-buahan dari dearah tropis yang lain. Aromanya yang khas tidak semua orang bisa menerimanya.  Bahkan ada orang-orang tertentu yang dari jauh mencium baunya saja sudah mual-mual. Namun bagi yang sudah hobi banget dengan buah yang satu ini jauh-jauh akan didatangi juga kalau sudah ingin.
            Begitu di suatu daerah akan ada festival durian kontan sudah ancang-ancang memberi tahu sesama teman akan menghadiri. Iklannya melalui media sosial memang gencar sekali. Seperti pesan berantai yang tak henti-hentinya sambung –menyambung. Tertulis dengan jelas hanya dengan uang cukup Rp. 50.000 saja sudah bisa menyantap durian sepuasnya. Sudah terbayang akan terasa kenyang sekali kalau bisa makan sepuasnya. Sudah ada dalam benak akan makan durian kelas super, durian unggulan yang  hanya ada di Majalengka. Tentu bukan durian sembarangan sebab yang akan membuka festival juga bukan orang sembarangan. Setingkat menteri yang tentunya orang yang seperti ini hanya akan datang untuk festival-festival kelas nusantara.
            Konon durian ini merupakan durian lokal yang sangat super. Durian Sinapeul merupakan durian lokal super yang memiliki rasa manis legit, beraroma menyengat khas, dan bertekstur lembut. Durian ini disebut-sebut hanya ada di Sindangwangi, salah satu kecamatan yang memiliki tanaman durian terluas di Kabupaten Majalengka sehingga dijadikan lokasi Festival Durian. Luas tanaman durian di daerah ini mencapai 2190,50 Ha, luas panen durian 810,30 Ha, dan hasil produksinya mencapai 6.265,10 ton.
            Melihat poster-poster yang berseliweran disekitar jalan menuju lokasi memang sangat meyakinkan. bakal makan durian sekenyangnya dengan hanya membawa uang untuk membeli tiket seharga Rp. 50.000. Panitia dalam baliho dan posternya hanya menyediakan waktu hanya 2 hari yaitu tanggal 9 dan 10 Desember 2017. Sungguh waktu yang sangat sebentar bagi pecinta buah durian. Sayang sekali kalau dilewatkan dengan begitu saja.
Dalam susunan acara yang diterima melalaui WA anggota tertera selain acaranya makan durian nanti akan ada acara orkes panen raya durian, funs games durian, durian award, live music, pertunjukan seni tradisi dan helaran. Sungguh sebuah perhelatan yang sangat dinanti-nantikan.
            Festival Durian Kawit Wangi Sindangwangi menjadi kesempatan untuk memperkenalkan Kawasan Wisata Sindangwangi atau yang dikenal Kawitwangi. Festival Durian Sindangwangi didukung Kementrian Pariwisata dan merupakan salah kalender wisata dari 100 event Pesona Indonesia tahun 2017. Kegiatan ini juga diselenggarakan dalam rangka mewujudkan Kecamatan Sindangwangi sebagai Kawasan Pariwisata Terpadu Berbasis Alam, Pendidikan serta Agrowisata yang Produktif Berdaya Saing dan berkelanjutan. Diharapkan berikutnya acara ini mampu mendistribusikan pengetahuan pariwisata, agribisnis dan kebudayaan lokal lewat festival. Selain itu, juga demi mendorong kreativitas individu dan masyarakat secara mandiri dengan adanya festival sehingga mampu mendorong semangat para kelompok petani durian sekaligus mempromosikan pariwisata Kawasan Wisata Sindangwangi (Kawitwangi) di Kabupaten Majalengka.
            Dinas terkait dalam  hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mempersiapkan diri demi ajang bergengsi Festival Durian Kawit Wangi Sindangwangi.
Masyarakat Kecewa
Sebuah pagelaran yang promosinya begitu gencar se-Nusantara tentu didengar dan dibaca  hampir semua pengguna media sosial. Berduyun-duyunlah orang yang gemar akan durian mengunjungi Majalengka. Jalanan menuju lokasi pagelaran macet total. Untuk bergerak saja susah apalalagi bisa hadir di depan pasar ikan yang dijadikan tempat pagelaran festival. Orang berduyun-duyun untuk bisa datang di
pasar Ikan Lengkong Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka.
Ribuan pengunjung Festival Duren Kawitwangi, di pasar Ikan Lengkong Kecamatan Sindangwangi, memadati Kabupaten Majalengka. Sebagian besar mereka mengaku kecewa karena event yang dijanjikan dua hari hanya digelar satu hari, Sabtu (9/12) saja. Bahkan ada yang datang dari luar kota baru datang tak kebagian tiket. Lebih kecewa lagi apa yang dilihat dilapangan tak sesuai dengan apa yang diiklankan. Panitia kewalahan menghadapi banyaknya pengunjung festival. Stok durian ternyata tak sebanyak yang dijanjikan.
Penulis mendapatkan video dari salah seorang teman group WA. Ada ibu-ibu pengendara motor yang habis dari festival menyatakan kekesalannya. Ia yang datang dari jauh hanya mendapatkan durian kecil-kecil sebanyak 4 buah seharga 4 kupon yang berarti Rp. 200.000. Si ibu tadi menjelaskan kalau durian yang ia tuker dari tiket yang dibeli ternyata bukan durian sinapeul asli Majalengka. Ini durian Jawa. Si ibu tadi minta agar jangan sekali-kali mengadakan festival kalau belum siap. Janjinya makan durian sepuasnya eh…pantia membatas waktunya hanya 10 menit. Itupun di tempat yang sempit, pengap  sehingga boro-boro menikmati enaknya durian yang ada juga terasa diburu-buru , tempatnya panas dan tidak menyenangkan.
Besoknya koran lokal banyak memberitakan tentang festivakl durian di Majalengka “Gagal”. Panitia akhirnya hanya mampu sehari saja pelaksanaannya dari 2 hari yang dijanjikan. Banyak pihak yang kecewa dengan festival durian sinapeul yang tidak sesuai dengan harapan. Orang nomer 1 di Majalengka Dr. H. Sutrisno, MSi. akhirnya ikut bicara. Beliau ikut kecewa dengan pihak panitia festival durian.
Festival Durian Kawit Wangi Sindangwangi gagal dalam mengenyangkan para pecinta durian. Masyarakat mengkritik kegiatan yang dinilai kurang maksimal dan membuat banyak ratusan hingga ribuan pengunjung kecewa. Mulai dari lokasi yang dinilai kurang representatif, akses masuk yang macet parah, hingga keterbatasan tiket.
Waktu pelaksanaan Festival Durian Kawit Wangi Sindangwangi dinilai kurang tepat. Petani yang menanam durian panen rayanya di Bulan Oktober sementara festival berlangsung di Bulan Desember. Stok yang ada sudah pasti tinggal sedikit. Durian yang beredar di Sidangwangi justru durian-durian yang didatangkan dari Jawa. Disinilah masyarakat merasa dibohongi oleh pihak panitia.
Masyarakat yang datang jauh-jauh dari berbagai daerah ingin mencicipi duren asli Sinapeul Majalengka akhirnya hanya bisa gigit jari. Benar apa yang dikatajan ibu-ibu yang videonya menyebar melalui WA. Seharusnya panitia hanya mengadakan festival untuk warga lokal saja jangan nusantara-nusantara segala. Tidak mengajak petani durian dengan baik  sehinggga tak tahu waktu panen kapan. Stok hanya 3 ribuan berani mengiklankan ke seluruh nusantara. Pengunjung hari pertama saja 10 ribu lebih dan panitia tak sanggup lagi mendatangkan durian asli Majalengka.
Penulis yang berencana akan datang di hari kedua mengamati berita yang ada di media lokal. Sudah tentu ikut kecewa karena di hari pertama langsung ditutup karena banyak pihak yang merasa kecewa. Walau tidak ngebet banget sama durian namun dengan adanya kejadian seperti ini tentunya patut disayangkan. Kalau belum mampu membuat festival tingkat nusantara boya jangan berani-berani. Beginilah akibatnya yang ada saling menyalahkan. Pemda mengaku tidak diikutrsertakan padahal ada  Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang tak lain kepanjangan tangan dari Pemda. Kalau gagal enaknya memang saling menyalahkan tak mau berani berkata saya bertanggungjawab.
Pengunjung yang tak kebagian durian langsung mengembalikan tiket pada panitia. Baru hari pertama saja durian sudah tidak ada apalagi kalau diteruskan pada hari kedua. Langkah menutup festival di hari pertama sungguh tepat daripada menjanjikan yang tidak-tidak sementara durian yang beredar disekitar lokasi festival saja banyak yang dari Jawa. Sungguh suatu kebohongan publik.


Berbuntut
Menyenglenggarakan suatu event yang tidak sesuai dengan iklannya sangatlah menyengsarakan. Buntut dari festival durian ini tentu banyak masyarakat yang dirugikan. Iklannya ternyata tak sesuai dengan yang dijanjikan. YLKI dalam hal ini mencium bau yang tidak beres dari panitia penyelenggara. YLKI akan memperkarakan pihak panitia yang iklannnya jauh dari harapan malah menyesatkan bagi para pecinta durian.
Iklannya disebutkan bahwa pengunjung  bisa makan durian sepuasnya tanpa harus khawatir kehabisan karena panitia menyediakan 10.000 durian untuk pengunjung. Nyatanya….? Durian yang dihadirkan pun bukan buah sembarangan. Hanya durian khas lokal, Durian Sinapeul. Inilah durian khas dari Kecamatan Sindangwangi. Buahnya besar. Dagingnya tebal. Untuk rasa, tidak usah diragukan lagi. Dijamin ketagihan. Nyatanya….?
Belajar dari “gagalnya” festival durian di Majalengka mudah-mudahan bisa mengedukasi semuanya bahwa menyelenggarakan suatu event nasional harus diperhitungkan matang-matang. Memilih waktu yang tepat yang sekiranya jumlah stok durian di bulan panen raya ada di bulan apa. Jangan seperti yang sudah-sudah akhirnya stok yang ada habis duluan.
Dari peristiwa ini pecinta durian sudah pasti sangat  kecewa tapi jangan sampai keterusan. Mudah-mudahan di lain tempat akan ada festival serupa walau tempatnya bukan di Majelangka. Indonesia kaya akan beberapa varietas durian lokal yang rasanya sangat enak. Ada durian petruk, durian bawor, durian candimulyo, durian tembaga, durian matahari, durian merah, durian ajimah, durian pelangi, durian sunan, durian raja udang, durian terong, durian otong. Daerah-daerah penghasil durian tersebut bisa mempersiapkan diri untuk membuat festival durian yang tentunya dengan persiapan yang sangat matang. Pecinta durian akan selalu menunggu.


                                                                                                          *) Praktisi Pendidikan
                                                                                                              Domisili di Gebang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar