Cerpen
ZIARAH
Bagian Kesebelas
Sunan Ampel
Oleh : Nurdin Kurniawan
Tulang mulai terasa dingin, memasuki
pergantian hari rombongan menuju makam Sunan Ampel. Berada di tengah Kota
Surabaya membuat makam yang satu ini tak pernah sepi dari para peziarah. Dari
tempat mobil di parkir kita harus jalan kaki menuju makam Sunan Ampel.
Pemandangannya sungguh indah. Dari
terminal ke makam banyak sekali penjual
makanan dan oleh-oleh khas Sunan Ampel.
Kalau mau belanja sarung, minyak wangi dan segala keperluan sholat memang
disinilah tempatnya. Sayang sekali aku tak membawa uang banyak sehingga
kesempatan untuk belanja sedikit sekali. Lain kali kalau ada acara yang seperti
ini jangan lupa untuk menyediakan anggaran yang cukup agar perjalanan bisa
dirasakan mantap.
Diantara makam-makam pawa Wali memang
yang terlihat langsung dan tak ada bagunan penutupnya (cungkup) adalah makamnya
Sunan Ampel. Tidak ada cungkup yang menutupi sehingga peziarah dengan leluasa
menatap makam Sunan Ampel. Di komplek pemakaman ini memang banyak sekali
kuburan. Didalam pagar ada berapa makam salah satu diantaranya ada yang paling
bagus. Kemungkinan yang paling bagus dan besar inilah makam Sunan Ampel.
Jamaah daduk mengambil
posisi disebelah kiri. Rombongan dari jamaah lain pun sudah melingkar disetiap
sudut makam. Udara yang dingin tak menghalangi kami untuk berdoa. Terasa sekali
hikmad bila berdoa dilakukan secara berjamaah.
Siapasih Sunan Ampel itu? Sunan
Ampel nama aslinya adalah Raden Rahmat sedangkan nama Ampel sendiri dinisbatkan
pada tempat tinggalnya yaitu di Ampel Denta. Sunan Ampel adalah Bapak para
Wali. Ayah Sunan Ampel sendiri bernama Maulana Malik Ibrahim atau Maulana
Maghribi atau lebih dikenal dengan Sunan Gresik. Dua anak Sunan Ampel dari istri keduanya juga adalah
Sunan yaitu Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Sunan Giri dan Sunan Kudus adalah
menantu dari Sunan Ampel. Raden Patah yang merupakan anak Brawijaya V yang
merupakan Raja Majapahit sendiri adalah murid dari Sunan Ampel. Wajar kalau
Sunan Ampel adalah Bapaknya para Wali.
Silsilah Sunan Ampel sendiri akhirnya sampai pada Imam Husain, Ali bin Abi
Thalib dengan Fatimah Azzahra ke Rasulullah Muhammad, SAW.
Sunan Ampel menikah dengan Nyi Ageng Manila, putri Adipati di Tuban yang
bernama Arya Teja. Mereka dikaruniai 4 orang anak yaitu: Putri Nyai Ageng
Maloka, Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan
Syarifah yang merupakan istri dari Sunan Kudus.
Sunan Ampel pulalah yang mendirikan
Masjid Agung Demak yang salah satu tiangnya merupakan tatalan kayu. Sampai kini
masih berdiri kokoh.
Sunan Ampel diperkirakan wafat tahun
1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.
***
Ada hal membuatku takjub dengan apa
yang aku lihat disekitar Ampel Denta. Ada beberapa bagian wilayah Ampel Denta
atau sekitar makam Sunan Ampel yang menurutku aku pernah datang dan berada disitu. Aku
inga-ingat kembali kapan? Diingat-ingat terus akhirnya sampai pada suatu
kesimpulan kalau aku pernah didatangkan pada tempat itu lewat mimpi. Hal ini
persis sama dengan apa yang aku lihat di makam Sunan Bonang.
Subhanallah!
Dalam perjalanan-perjalanan seperti ini ada saja yang kadang diluar jangkauan.
Ternyata lewat sebuah mimpi apa yang aku lihat ternyata disana cocok sekali.
Kadang aku juga tak suka habis pikir kok bisa seperti itu juga ya? Inilah
karunia Allah yang patut disyukuri. Bisa melihat nyatanya walau sebelumnya juga
pernah lihat meski hanya lewat sebuah mimpi.
Makam Sunan Ampel
Di samping kanan dari Masjid Sunan Ampel ada makam lagi yaitu makam Mbah
Soleh. Menurut cerita Mbah Soleh ini adalah santri yang juga tukang sapu di masjid
Sunan Ampel. Beliau ini pernah mengalami suatu kematian sampai 7 X dan yang ke-8 ini mati dengan sesunggguhnya. Tak heran apabila
makamnya berjumlah 8. Yang paling ujung itulah makam yang ada jenazahnya.
Masih tak jauh dari Masjid Sunan
Ampel pula ada satu makam Pahlawan Nasional K.H. Mas Mansur. Beliau ini adalah
tokoh pergerakan kemerdekaan yang jasanya terhadap proklamasi kemerdekaan bangsa
ini begitu besar.
Jamaah tahlilan di makam Sunan Ampel
lalu tahlilan pula di makam Mbah Soleh
lalu kembali lagi ke bus yang sudah menungggu di terminal. Perjalanan siap-siap
lagi dilanjutkan ke Pulau Madura.
Sepanjang lorong dari Makam Sunan
Ampel banyak penjual kurma. Dilihat memang ada berbagai macam dan jenis kurma.
Wilayah ini memang sangat terkenal dengan oleh-oleh yang bernuansa Timur
Tengah. Kalau dilihat yang namanya kain
sarung saja terdapat berbagai merk terkenal. Sunggguh pemandangan yang sangat mengasyikkan
kalau punya uang banyak sih. Baru tahu
kalau objek wisata ziarah juga ternyata
sudah merupakan asset nasional. Didalamnya banyak orang yang diuntungkan dengan
adanya makam-makam orang sholeh. Lingkungan juga jadi kebagian berkahnya.
Satu lagi makan Sunan penyebar agama
di Pulau Jawa dapat aku kunjungi. Suatu kebahagiaan bisa berkunjung ke tempat
yang membawaku pada dunia nyata. Tadinya tempat yang seperti ini pernah aku datangi, Hanya saja beberapa kali
aku mengingat ternyata tak pernah
ketemu. Setelah aku ziarah
barulah aku sadar kalau perjalanan yang aku lakukan dahulu hanyalah sebuah
kimpi. Beruntung kali ini mimpi itu ditampakkan! Bukankah itu karunia Allah!
Jam di HP suda menujukkan pukul
01.15 dan bus kini mulai bergerak menuju Pulau Madura. Tak terasa jam demi jam perjalanan ini bisa dilalui. Perjalanan
panjang yang tak ada mengenal kata istirahat. Dari satu makam ke makam lainnya
untuk mencari ridho Alllah. Ikut mendoakan orang yang sudah dekat sekali
hatinya dengan Allah. Mengunjungi makam orang-orang yang sudah dianggap kekasih
Allah.
Satu perjalanan yang akan selalu aku
kenang. Kini bus akan melanjutkan ke
Pulau Madura. Kalau yang ini bisa aku lalui berarti aku akan menambah koleksi
pulau yang berhasil aku kunjungi. Selama ini memang baru 2 pulau yang berhasil
aku kunjungi yaitu P. Jawa dan Pulau Bali. Kalau Madura bisa ditapaki merupakan
suatu kebanggaan tersendiri. Mudah-mudahan dalam waktu dekat aku bisa menapakinya,
amien.
Banyak-banyak mengucapkan hamdallah. Baru kali ini perjalanan yang
aku rasakan sangat panjang . Ada beberapa tempat yang berhasil aku datangi.
Kalau tidak menyengajakan diri seperti ini rasa-rasanya aku tak akan
kemana-mana. Beruntung Allah meluluskan niatku untuk ikut serta ziarah ke
tempat-tempat yang sangat bagus untuk berdoa. Makam-makam para kekasih Allah
yang dahulu jasanya sangat besar dalam rangka menyebarkan agama Islam di Pulau
Jawa.
Walau fisik capai namun yang namanya mata ini
tidak bisa juga dipejamkan. Kalaupun terpejam yang namanya suara-suara orang
yang ngobrol selalu saja terdengar. Inilah kelemahan diriku yang kalau tidur
harusnya terlentang saja. Dengan posisi duduk seperti ini tidak bisa. Tapi tak
mengapa yang jelas aku jadi bertambah pengalaman dengan mengunjungi
tempat-tempat yang sangat bersejarah.
Ya Allah kiranya perjalanan yang aku
tempuh ini bisa bermanfaat. Bisa menambah pengalamanku, bisa untuk dijadikan
cerita, bisa untuk macam-macam tujuan. Ya Allah permudahkanlah jalan menujuju
makam waliyullah yang lainnnya, amien.
Cirebon, 8 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar