ARTIKEL
BREBES TIMUR (BREXIT)
Oleh : Nurdin Kurniawan, S.Pd.*)
Hari Minggu, 3 Juli 2016 dua hari
sebelum lebaran jalan depan rumah di Jalur Pantura tepatnya di Gebang terlihat
mobil merayap diselingi dengan berhenti
yang cukup lama. Sebaliknya jalan yang menuju arah Jakarta masih bisa dilalui
pemudik. Esok harinya tepatnya Senin, 4 Juli 2016 seperti dilasir Kompas.com. dua lajur kearah Jawa Tengah
tidak bisa bergerak sama sekali, ditambah lagi dua lajur yang kearah Jakarta
diisi oleh pemudik yang kearah Jawa Tengah berhadap-hadapan dengan mobil yang
akan kearah Jakarta. Pemandangan mengerikan sekaligus menggelikan. Kendaraan
dua arah yang berbeda tidak bisa bergerak sama sekali. Dua hari sebelumnya
tepatnya Sabtu, 2 Juli 2016 antrean
kendaraan terjadi sepanjang 23 kilometer, mulai dari pintu keluar Tol Brebes
Timur atau KM 272 hingga KM 249.
Baru
pada tahun 2016 ada kemacetan parah yang mempertemukan dua lajur berhadap-hadapan mobil yang kearah
Jakarta dan yang kearah Jawa Tengah di lajur yang seharusnya untuk kendaraan
yang kearah Jakarta. Kemacetan terparah sepanjang sejarah arus mudik setelah
difungsikannya ruas Tol Pejagan – Brebes Timur.
Nama Brebes Timur mencuat ketika sebanyak 17 pemudik meninggal dunia
selama arus mudik Lebaran sejak 29 Juni hingga 5 Juli 2016 di wilayah Kabubaten
Brebes, Jawa Tengah.
Jumlah tersebut diperoleh dari data resmi Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes yang dibenarkan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho. Data ini, lanjut Sutopo, telah dilaporkan Dinkes Brebes pada BPBD Brebes.
Jumlah tersebut diperoleh dari data resmi Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes yang dibenarkan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho. Data ini, lanjut Sutopo, telah dilaporkan Dinkes Brebes pada BPBD Brebes.
Brebes
merupakan kabupaten yang berada di Jawa Tengah, Indonesia. Dengan Luas wilayah
1.657,73 km², dan jumlah penduduk sekitar 1.767.000 jiwa yang merupakan
kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di Jawa Tengah. Ibukota
kabupaten Brebes terletak di bagian timur laut wilayah kabupaten. Sebagian
besar wilayahnya adalah dataran rendah. Bagian barat daya merupakan dataran
tinggi (dengan puncaknya Gunung Pojoktiga dan Gunung Kumbang), sedangkan bagian
tenggara terdapat pegunungan yang merupakan bagian dari Gunung Slamet.
Kabupaten Brebes terletak di bagian
Utara paling Barat Provinsi Jawa Tengah, diantara koordinat 108° 41'37,7"
- 109° 11'28,92" Bujur Timur dan 6° 44'56'5" - 7° 20'51,48 Lintang
Selatan. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat
(Cirebon), di Timur Berbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kota Tegal, Utara
dengan laut jawa, Selatan dengan Kab. Banyumas dan Cilacap dan Barat berbatasan
dengan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon.
Adanya korba jiwa akibat kemacetan yang terjadi di Brebes
timur tentu saja membuat aparat seperti kebakaran jenggot. Beberapa pejabat
memang sempat mempertanyakan angka korban akibat kemecetan di Brebes Timur. Setelah
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Sutopo Purwo Nugroho memberikan laporan resmi barulah menyadari memang benar
adanya. Korban yang meninggal dunia memang tidak satu tempat, ada beberapa
titik yang menyebabkan korban akhirnya meninggal dunia. Korban meninggal karena
sakit sebelumnya, kelelahan, dan kecelakaan lalu lintas. Korban meninggal di
tempat yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda juga.
Penyebab
Kemacetan
Dibukanya Tol Pejagan – Brebes Timur
memang membuat masyarakat penasaran. Mereka ingin mencoba memasuki tol yang
baru diresmikan Presiden Joko Widodo. Beberapa pejabat memberikan alasan yang
menjadikan penyebab tol menjadi macet. Kapolri waktu itu Jendral Badrodin Haiti
seperti dilansir Kompas.com bahwa di
Brebes timur dari sembilan gerbang keluarnya hanya ada dua lajur. Sehingga,
wajar saja jika antrean kendaraan kala itu mencapai puluhan kilometer. Ditambah
lagi antrean kendaraan juga terjadi di jalan arteri. Alhasil, meski dipecah pun
kedua kendaraan pasti akan bertemu di pintu keluar Tol Brebes Timur. Ditambah
lagi banyak kendaraan yang kehabisan bensin membuat macet makin panjang. Sebagai
informasi, pom bensin jarang sekali ditemukan di sekitar area Tol Penjagaan.
Ketua Masyarakat Transportasi
Indonesia Danang Parikesit seperti dilansir detik.com.
menilai bahwa perhitungan yang tidak tepat adalah salah-satu penyebab kemacetan
belasan jam yang terjadi di ruas Tol Pejagan-Brebes. Pendapat ini juga disepakati
oleh pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen Tangkudung. Menurut
Ellen arus mudik yang 'difokuskan' pada
penggunaan jalan Tol Pejagan-Brebes menyebabkan penumpukan volume kendaraan
sehingga muncul kemacetan parah. "Persoalan jalan di Jawa ini sudah
bentuknya jaringan, artinya selalu ada pilihan. Ada pilihan Pantura, ada
pilihan tol, jalur tengah, jalur selatan, dan itu tidak dipromosikan. Yang
dipromosikan, 'ayo silakan lewat jalan tol', semua orang lewat jalan tol, ya
padatlah. Pemudik tidak mendapat informasi soal kemacetan panjang sehingga
terjebaklah di situ Tol Pejagan – Brebes.
Kemacetan yang terjadi Brebes dan sekitarnya memang tidak banyak diprediksi
para pakar. Tol yang seharusnya menjadikan perjalanan lebih singkat ternyata
malah sebaliknya. Jarak tempuh dari Jakarta – Brebes yang dalam keadaan normal
hanya membutuhkan waktu 3-4 jam dalam kemacetan kemarin ada yang menembus angka 13 jam lebih. Suatu kemacetan
yang luar biasa parahnya.
Kabupaten Brebes ynag terkenal akan komoditas
bawang merah dan telur asinnya pada tahun 2016 menjadi perhatian seluruh masyarakat
Indonesia. Brexit menjadi sebuah nama yang oleh beberapa orang tentu tak akan dilupakan.
Mereka yang terjebak dalam kemacetan sampai menginap di mobil dalam tol. Tentu
hal ini menjadi perhatian bersama. Bagaimana mungkin tol yang baru diresmikan imejnya sudah jelek duluan.
Seminggu setelah kemacetan ada saja
tangan-tangan kreatif yang mengabadikan mecet di Brexit. Pengusaha kaos dengan
bahasanya yang lucu dan lugas mengungkapkan
pengalamannya terjebak di Brexit. Ada kaos yang bertuliskan Saksi sejarah kemacetan mudik 2016. Ada
lagi tulisan Nginap di Tol macet 2016
yang diunggah nitizen di media sosial. Sungguh berkesan dan tentunya susah
sekali dilupakan.
Mudah-mudahan kota Brebes yang
terkenal akan komoditas bawang merah dan telur asinnya mudik depan tidak mengalami hal seperti ini
lagi. Korban sudah berjatuhan tinggal bagaimana pemerintah membenahi sarana dan
prasarana baik di dalam tol ataupun jalur di luar tol. Arus mudik lebaran akan
terjadi setiap tahunnya. Makin panjang ruas tol seyogyanya menjadikan
perjalanan makin singkat, bukan malah sebaliknya makin lama dan bahkan sampai
menimbulkan korban jiwa. Selamat untuk para pemudik yang sudah berjibaku diperjalanan
dan akhirnya bisa berkumpul bersama keluarga di kampung halaman.
*) Praktisi Pendidikan
Domisili di Gebang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar