Mengenai Saya

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Nurdin Kurniawan, S.Pd. Bekerja sebagai PNS disalah satu sekolah di kota Kabupaten Cirebon. Selain sebagai guru aktif menulis di beberapa surat kabar yang ada di cirebon. Diorganisasi PGRI tercatat pula sebagai redaktur majalah Diaelktika, majalah milik PGRI Kab. Cirebon. Tinggal di Gebang yang merupakan Kampung Nelayan yang ada di Cirebon

Selasa, 18 Juni 2019

BREBES TIMUR (BREXIT) (Artikel)


ARTIKEL

BREBES  TIMUR (BREXIT)
Oleh : Nurdin Kurniawan, S.Pd.*)


            Hari Minggu, 3 Juli 2016 dua hari sebelum lebaran jalan depan rumah di Jalur Pantura tepatnya di Gebang terlihat mobil  merayap diselingi dengan berhenti yang cukup lama. Sebaliknya jalan yang menuju arah Jakarta masih bisa dilalui pemudik. Esok harinya tepatnya Senin, 4 Juli 2016 seperti dilasir Kompas.com. dua lajur kearah Jawa Tengah tidak bisa bergerak sama sekali, ditambah lagi dua lajur yang kearah Jakarta diisi oleh pemudik yang kearah Jawa Tengah berhadap-hadapan dengan mobil yang akan kearah Jakarta. Pemandangan mengerikan sekaligus menggelikan. Kendaraan dua arah yang berbeda tidak bisa bergerak sama sekali. Dua hari sebelumnya tepatnya Sabtu, 2 Juli 2016 antrean kendaraan terjadi sepanjang 23 kilometer, mulai dari pintu keluar Tol Brebes Timur atau KM 272 hingga KM 249.
Baru pada tahun 2016 ada kemacetan parah yang mempertemukan  dua lajur berhadap-hadapan mobil yang kearah Jakarta dan yang kearah Jawa Tengah di lajur yang seharusnya untuk kendaraan yang kearah Jakarta. Kemacetan terparah sepanjang sejarah arus mudik setelah difungsikannya ruas Tol Pejagan – Brebes Timur.
            Nama Brebes Timur mencuat ketika sebanyak 17 pemudik meninggal dunia selama arus mudik Lebaran sejak 29 Juni hingga 5 Juli 2016 di wilayah Kabubaten Brebes, Jawa Tengah.
Jumlah tersebut diperoleh dari data resmi Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes yang dibenarkan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho. Data ini, lanjut Sutopo, telah dilaporkan Dinkes Brebes pada BPBD Brebes.
            Brebes merupakan kabupaten yang berada di Jawa Tengah, Indonesia. Dengan Luas wilayah 1.657,73 km², dan jumlah penduduk sekitar 1.767.000 jiwa yang merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di Jawa Tengah. Ibukota kabupaten Brebes terletak di bagian timur laut wilayah kabupaten. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah. Bagian barat daya merupakan dataran tinggi (dengan puncaknya Gunung Pojoktiga dan Gunung Kumbang), sedangkan bagian tenggara terdapat pegunungan yang merupakan bagian dari Gunung Slamet.
Kabupaten Brebes terletak di bagian Utara paling Barat Provinsi Jawa Tengah, diantara koordinat 108° 41'37,7" - 109° 11'28,92" Bujur Timur dan 6° 44'56'5" - 7° 20'51,48 Lintang Selatan. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat (Cirebon), di Timur Berbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kota Tegal, Utara dengan laut jawa, Selatan dengan Kab. Banyumas dan Cilacap dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon.
Adanya korba  jiwa akibat kemacetan yang terjadi di Brebes timur tentu saja membuat aparat seperti kebakaran jenggot. Beberapa pejabat memang sempat mempertanyakan angka korban akibat kemecetan di Brebes Timur. Setelah Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho memberikan laporan resmi barulah menyadari memang benar adanya. Korban yang meninggal dunia memang tidak satu tempat, ada beberapa titik yang menyebabkan korban akhirnya meninggal dunia. Korban meninggal karena sakit sebelumnya, kelelahan, dan kecelakaan lalu lintas. Korban meninggal di tempat yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda juga.
Penyebab Kemacetan
Dibukanya Tol Pejagan – Brebes Timur memang membuat masyarakat penasaran. Mereka ingin mencoba memasuki tol yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo. Beberapa pejabat memberikan alasan yang menjadikan penyebab tol menjadi macet. Kapolri waktu itu Jendral Badrodin Haiti seperti dilansir Kompas.com bahwa di Brebes timur dari sembilan gerbang keluarnya hanya ada dua lajur. Sehingga, wajar saja jika antrean kendaraan kala itu mencapai puluhan kilometer. Ditambah lagi antrean kendaraan juga terjadi di jalan arteri. Alhasil, meski dipecah pun kedua kendaraan pasti akan bertemu di pintu keluar Tol Brebes Timur. Ditambah lagi banyak kendaraan yang kehabisan bensin membuat macet makin panjang. Sebagai informasi, pom bensin jarang sekali ditemukan di sekitar area Tol Penjagaan.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit seperti dilansir detik.com. menilai bahwa perhitungan yang tidak tepat adalah salah-satu penyebab kemacetan belasan jam yang terjadi di ruas Tol Pejagan-Brebes. Pendapat ini juga disepakati oleh pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen Tangkudung. Menurut Ellen  arus mudik yang 'difokuskan' pada penggunaan jalan Tol Pejagan-Brebes menyebabkan penumpukan volume kendaraan sehingga muncul kemacetan parah. "Persoalan jalan di Jawa ini sudah bentuknya jaringan, artinya selalu ada pilihan. Ada pilihan Pantura, ada pilihan tol, jalur tengah, jalur selatan, dan itu tidak dipromosikan. Yang dipromosikan, 'ayo silakan lewat jalan tol', semua orang lewat jalan tol, ya padatlah. Pemudik tidak mendapat informasi soal kemacetan panjang sehingga terjebaklah di situ Tol Pejagan – Brebes.
Kemacetan yang terjadi Brebes  dan sekitarnya memang tidak banyak diprediksi para pakar. Tol yang seharusnya menjadikan perjalanan lebih singkat ternyata malah sebaliknya. Jarak tempuh dari Jakarta – Brebes yang dalam keadaan normal hanya membutuhkan waktu 3-4 jam dalam kemacetan kemarin ada yang  menembus angka 13 jam lebih. Suatu kemacetan yang luar biasa parahnya.
Kabupaten Brebes ynag terkenal akan komoditas bawang merah dan telur asinnya pada tahun 2016 menjadi perhatian seluruh masyarakat Indonesia. Brexit menjadi sebuah nama yang oleh beberapa orang tentu tak akan dilupakan. Mereka yang terjebak dalam kemacetan sampai menginap di mobil dalam tol. Tentu hal ini menjadi perhatian bersama. Bagaimana mungkin tol yang baru diresmikan imejnya sudah jelek duluan.
Seminggu setelah kemacetan ada saja tangan-tangan kreatif yang mengabadikan mecet di Brexit. Pengusaha kaos dengan bahasanya yang lucu dan lugas mengungkapkan  pengalamannya terjebak di Brexit. Ada kaos yang bertuliskan Saksi sejarah kemacetan mudik 2016. Ada lagi tulisan Nginap di Tol macet 2016 yang diunggah nitizen di media sosial. Sungguh berkesan dan tentunya susah sekali dilupakan.
Mudah-mudahan kota Brebes yang terkenal akan komoditas bawang merah dan telur asinnya  mudik depan tidak mengalami hal seperti ini lagi. Korban sudah berjatuhan tinggal bagaimana pemerintah membenahi sarana dan prasarana baik di dalam tol ataupun jalur di luar tol. Arus mudik lebaran akan terjadi setiap tahunnya. Makin panjang ruas tol seyogyanya menjadikan perjalanan makin singkat, bukan malah sebaliknya makin lama dan bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. Selamat untuk para pemudik yang sudah berjibaku diperjalanan dan akhirnya bisa berkumpul bersama keluarga di kampung halaman.

                                                                                  *) Praktisi Pendidikan
                                                                                      Domisili di Gebang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar