Mengenai Saya

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Nurdin Kurniawan, S.Pd. Bekerja sebagai PNS disalah satu sekolah di kota Kabupaten Cirebon. Selain sebagai guru aktif menulis di beberapa surat kabar yang ada di cirebon. Diorganisasi PGRI tercatat pula sebagai redaktur majalah Diaelktika, majalah milik PGRI Kab. Cirebon. Tinggal di Gebang yang merupakan Kampung Nelayan yang ada di Cirebon

Rabu, 19 Juni 2019

GAME BERTEMA KEKERASAN PICU ANAK AGRESIF (Artikel)


ARTIKEL

GAME BERTEMA KEKERASAN
PICU ANAK AGRESIF
Oleh : Nurdin Kurniawan, S.Pd. *)


            Melihat anak yang sedang main game sepintas memang hal yang biasa. Tapi bila anak tadi sudah mengeluarkan kata-kata yang membuat berisik seisi rumah, membuat pekak telinga ini barulah kita beranjak dari kursi untuk melihat apa yang terjadi dengan game yang dimainkan oleh anak. Game begitu sangat disukai anak sampai-sampai anak tanpa sengaja mengeluarkan kata-kata atau komentar tentang game yang sedang dimainkannya. Terkadang anak juga dengan entengnya mengeluarkan kata-kata kasar akibat tokoh yang ia mainkan kalah oleh sang musuh.
            Masih memperhatikan game yang sedang dimankan anak. Tanpa sengaja kali ini penulis melihat suatu game yang menurut penulis penuh dengan kesadisan. Sebelum akhirnya game ini akhirnya diumumkan oleh KPAI sebagai games yang akan diblokir. Sebut saja judulnya Grand Theft Auto atau anak-anak yang hobi game menyebutnya dengan GTA. Tokohnya seorang laki-laki bila diamati mungkin dari Amerika Selatan (Latin). Sang tokoh selalu berlari kemana saja. Ia bisa  mengambil senjata atau alat-alat apa saja yang ia inginkan. Ada beberapa kode yang bisa diakses oleh si pemain untuk bisa mendapatkan alat atau senjata yang diinginkan. Sebut saja senjata serbu mulai dari AK 47, M16 ataupun torpedo. Si tokoh ini menggunakan alat-alat yang dia punya untuk menghancurkan apa saja yang ia jumpai di jalan. Si pemain game akan merusak apa saja yang dijumpai dengan bebasnya. Jadilah apa yang ada di dalam game penuh dengan kekerasan. Orang yang lewat bisa saja diberondong oleh senjata AK 47, atau ada sekumpulan orang dikeramaian yang di bom. Dalam hati penulis games yang seperti ini pasti akan dihapus oleh pemerintah. Benar saja setelah banyak korbannya akhirnya KPAI melalui Kemendikbud akhirnya memblokir games online GTA.
            Beberapa game yang diblokir ini sudah sangat populer dikalangan pengguna internet dan sudah lama beredar. Tentu saja pemblokiran ini membuat pengguna internet bertanya-tanya kenapa baru-baru ini ditutup tidak dari dulu saja? Sehingga banyak yang mempertanyakan langkah yang diambil KPAI dan Kemendikbud.
            Berikut ini 15 game yang sudah diblikir dari 22 yang akan diblokir karena didalamnya terkandung unsur  kekerasan bahkan ada yang pornografi. 1. Grand Theft Auto (GTA) 2. Mortal Combat 3. Point Blank 4. Counter Strike 5. Word of Warcraft 6. Call of Duty 7. Cross Fire 8. War Rock 9.  Fiture Cop 10. Carmageddon 11. Shelschok 12. Rising Force 13. Atlantica 14. Bully 15. Conflict of Vietnam.
            Melihat game favoritnya banyak yang diblokir membuat pengguna internet terutama yang ketagihan akan games online banyak yang berkomentar. Penulis rangkum beberapa diantaranya yang kadang kalau membaca komentarnya suka mengiyakan atau bahkan menolaknya. Berikut beberapa komentar diantaranya.  Oleh Anonymous “Rugi dong kalau mengkhusus ke game edukatif tapi anak tidak tertarik? Game seperti Call of Duty malah melatih nalar anak dalam berfikir cepat di situasi kritis juga menambah daya pikir stategi lho!”.  Ada lagi dari Raihan Julian “Namanya juga pemerintah sekarang…kagak mikir panjang…game seperti call of duty jauh, jauh, jauh lebih baik dibanding sinetron yang 89% tidak pantas untuk anak-anak dan remaja yang masih mengalami pertumbuhan”. Satu lagi dari FA yang berkomentar “Game belum tentu merusak mental anak, malah bisa sebaliknya. Yang seharusnya dihapus itu siaran TV yang tidak berguna, sekarang anak kecil sudah pintar pacaran bahkan ada yang pengen nikah gara-gara sering nonton sinetron”.
            Masih ingat tayangan TV bertema kekerasan seperti smack down? Tayangan seperti ini memang sudah tidak dijumpai di TV, namun gamesnya masih saja beredar. Penulis pernah menyaksikan keponakan memainkan games ini. Layaknya anak kecil yang sedang bermain game ia mengeluarkan kalimat-kalimat seolah-oleh dirinyalah yang sedang bermain di atas ring. Terkadang kalimat kotor secara spontan dilontarkan sang anak kalau tokoh yang diperankan kalah atau terlempar keluar ring. Anak terlihat jelas sangat agresif usai  memainkan game. Diluar game yang sudah ia mainkan kadang pula si anak menirukan apa yang ia lihat dari tayangan game. Game memang punya dampak negatif disamping dampak positif.
Banyaknya adegan di game yang mengajarkan untuk melakukan tindakan kriminal serta kekerasan, seperti: perkelahian, pengrusakan, pemerkosaan, pembunuhan, dan sebagainya, yang secara tidak langsung telah mempengaruhi alam bawah sadar seseorang bahwa kehidupan nyata ini adalah layaknya sama seperti di dalam permainan tersebut.
Beberapa kasus kekerasan yang pernah diberitakan oleh media massa, yang melibatkan anak-anak dan remaja sebagai pelakunya adalah bukti nyata bahwa game dapat merusak perkembangan mental seseorang. Ciri-ciri seseorang mengalami gangguan mental akibat pengaruh game  adalah: mudah marah, emosional, mudah mengucapkan kata-kata kotor, memaki, mencuri, dan sebagainya.
Bila mengalami kejadian sang buah hati datang minta uang selang beberapa lama kemudian minta uang lagi. Hati-hati bila ditanyakan untuk apa uang tersebut dan sang anak menjawab untuk main game online. Permainan seperti game online  mendidik seseorang untuk hidup boros, bagi mereka yang tidak memiliki fasilitas komputer di rumah, mereka terpaksa harus datang ke warnet yang menyediakan permainan-permainan tersebut dan otomatis harus mengeluarkan uang. Biaya pemakaian listrik di rumah pasti juga akan mengalami pembengkakan, khususnya bagi mereka yang menggunakan komputer desktop selama berjam-jam tanpa henti.
Namun adakah dampak positifnya dari bermain game? Ternyata ada juga dampak posifif bermain game seperti yang dikutip oleh Tahupedia.com. Game ternyata dapat meningkatkan mood dan mengurangi stress, memperlambat proses penuaan, membantu meringankan rasa sakit, meningkatkan daya penglihatan, mengajarkan untuk menghargai kegagalan, meningkatkan kemampuan untuk mengambil keputusan, membantu proses pembelajaran, meningkatkan kemampuan motorik, merekatkan hubungan keluarga dan meningkatkan kemampuan kerjasama.
 Diblokirnya beberapa game online oleh pemerintah mudah-mudahan dapat mengurangi aksi kekerasan. Game seharusnya menjadi suatu permainan yang mengasah kemampuan dan bakat pelajar  bukan malah justru mereproduksi kekerasan pada diri anak-anak. Mudah-mudahan anak kita selektif dalam memilih game baik yang online ataupun yang tidak online.

                                                                                    *) Praktisi Pendidikan
                                                                                         Tinggal di Gebang
                                                                                         nurdinkurniawan@ymail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar