ARTIKEL
DEKAT dengan
PENDERITA STROKE
Memperingati
Hari Stroke Dunia Tanggal 29 September
Oleh
: Nurdin Kurniawan, S.Pd. *)
Sekarang
ini bermunculan nama-nama penyakit yang dahulu tidak pernah didengar telinga.
Atau kitanya saja yang tidak tahu dengan perkembangan istilah kedokteran. Dulu
bisa jadi sudah ada yang namanya gejala-gejala penyakit stroke namun namanya
saja yang muncul belakangan. Seiiring dengana berjalannya waktu maka kini
istilah stroke sudah tak asing lagi ditelinga kita.
Pengalaman
pribadi penulis berhubungan dengan orang-orang yang menderita stroke. Ketika
kuliah kebetulan kost disalah satu keluarga yang dahulu sehat, bugar dan dekat
dengan masyarakat. Kami menyebutnya Pak RT karena memang beliau adalah seorang
RT. Namanya RT di Jakarta cukup disegani kerena untuk keperluan pengurusan
surat-surat harus berawal dari RT. Tak heran RT di Jakarta mendapakan honor
atas tugasnya. Waktu itu RT-RT yang ada di kampung penulis tidak mendapatkan
honor seperti jabatan RT yang berlaku di Jakarta.
Sampai
pada suatu hari terengar kalau Pak RT sakit.
Ada perasaan kehilangan sebab beliau yang biasa terlihat aktivitasnya
sehari-hari dekat dengan warga sampai
tiba-tiba tidak terlihat. Berminggu-minggu sampai akhirnya Pak RT berani
menampakkan diri. Kali ini beliau sudah menggunakan tongkat penyanggga . Tangannya
mati satu tidak bisa digerakkan, mulutnya sudah tidak simetris lagi. Biacaranya
sulit untuk dimengerti karena tidak bisa bicara sebaik dahulu lagi. Barulah
sadar kalau yang bersangkutan terkena stroke.
Pak
RT yang tak sedikitpun terlintas akan terkena penyalit stroke ternyata terkena musibah kena stroke. Segala
aktivitasnya lumpuh total sampai akhirnya jabatan RT diserahkan kewakilnya. Tak
berselang lama terdengar pengumuman di toa masjid kalau Pak RT meninggal dunia.
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke
otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi
kematian sel-sel pada sebagian area di otak.
Stroke
menjadi terkenal karena merupakan salah satu pembunuh nomor satu di
Indonesia selain kanker. Tidak hanya di Indonesia, di seluruh dunia pun
mengalami hal yang sama. Stroke menjadi semakin berbahaya karena siapa saja
bisa terserang tidak memandang usia dan status ekonomi. Jadi, orang kaya dan
remaja bahkan anak-anak pun bisa terkena stroke.
Kesedihan paling mendalam yang
dialami penulis adalah ketika suatu waktu ada telepon dari kampung. Waktu itu
belum seperti sekarang yang setiap orang punya HP. Waktu itu diera 1990-an hanya
telepon kabel dan itupun tidak setiap rumah memiliki telepon. Ada telepon yang
datang ke rumah kost-an. Karena penulis sedang bekerja jadi telpon itu tidak
sampai ke penulis. Sorenya setelah pulang kerja diberitahu ibu kost kalau ada
telepon dari kampung. Mau pakai telepon milik ibu kost sepertinya tidak enak,
jadi penulis mencari warung telepon (Wartel).
Seperti terkena sambaran petir
disiang bolong. Dari jauh seseorang yang dihubungi penulis mengatakan kalau
bapak penulis meninggal dunia. Tak sempat bertanya apa penyebabnya sampai
beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir. Setahu penulis beliau sehat-sehat
saja tanpa pernah mengeluh sakit. Penulis tutup gagang telpon dengan perasaan
yang lemas.
Dari Jakarta menuju Cirebon
menggunakan bus umum waktu itu memerlukan waktu 4 jam. Perjalanan yang cukup
lama sampailah tiba di rumah duka sudah pukul 20.00. Betapa sedih penulis sebab
tidak bisa melihat jasad beliau, ternyata jenazah sudah dimakamkan.
Penasaran akan penyebab meninggalnya
sang bapak penulis tanyakan pada ibu. Menurut ibu almarhum berangkat kerja sebagai PNS seperti biasanya.
Ditempat tugas juga tidak memperlihatkan kalau beliau sedang sakit. Atasan
beliau menyuruh bapak untuk berkunjung ke salah satu tempat untuk kunjungan
kerja. Usai melaksanakan kunjungan kerja seperti biasa ada acara makan
siang. Menurut orang-orang yang
menyaksikan kejadian almarhum terjatuh
lemas pada saat makan siang. Setelah dirujuk ke rumah sakit barulah diketahui
kalau beliau mengalami pecah pembuluh darah yang ada di otaknya.
Dari kisah orangtua sendiri barulah
penulis merasakan kalau ternyata stroke dekat dengan lingkungan penulis
sendiri. Tidak menyangka penyakit yang satu ini masuk dalam salah satu penyakit
yang mematikan.
Stroke
Dapat Diobati
Penanganan yang cepat dapat
mengantisipasi orang yang terkena stroke bisa diselamatkan. Sepeti yang
diungkapakan Dr. dr. Rizaldy Pinzon, MKes, SpS..seperti
dilansir detik.com. Stroke dapat
diobati, namun harus dilakukan sesegera mungkin setelah gejalanya terdeteksi. Paling
lambat 4,5 jam, namun disarankan supaya dibawah 20 menit.
Gejala stroke antara lain tiba-tiba merasa lemah, kebingungan, kesulitan
bicara, sakit kepala hebat, dan penglihatan mendadak terganggu. Segera panggil
ambulan atau bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan
darurat.
Stroke disebabkan oleh akumulasi
faktor risiko stroke. Faktor risiko stroke ada yang tidak dapat diubah dan ada
yang dapat diubah. Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usia,
jenis kelamin, ras, riwayat keluarga dan riwayat stroke sebelumnya.
Laki-laki lebih mudah terkena stroke
dibanding perempuan. Usia tua lebih mudah pula terkena stroke dibanding usia
muda. Ras kulit berwarna lebih mudah terkena stroke dibanding ras kulit putih.
Seseorang dengan riwayat keluarga stroke memiliki risiko yang lebih besar pula
untuk terkena stroke. Berbagai faktor risiko stroke tersebut adalah faktor
risiko yang tidak dapat diubah.
Faktor risiko stroke ada pula yang
dapat diubah. Faktor risiko stroke yang utama adalah hipertensi. Berbagai
penelitian memperlihatkan bahwa 60-70 persen pasien stroke menderita hipertensi
pada saat masuk RS. Masalah yang umum dijumpai adalah ketidaktahuan dan
ketidakpedulian sebagian besar anggota masyarakat tentang hipertensi.
Melihat paparan tentang stroke
tersebut membuat ada kekhawatiran penyakit ini begitu dekat dengan kita.
Ternyata siapa saja bisa terenya penyakit stroke. Tak menganal usia, bahkan kini
anak-anak juga bisa terkena penyakit stroke.
Ketika terjadi serangan stroke maka seseorang menjadi lebih rentan terhadap
beberapa penyakit dan berkomplikasi, yaitu: 1. Hipertensi, Hipertensi dianggap sebagai cikal bakalnya stroke.
Jadi periksakan tekanan darah Anda ke tenaga medis. 2. Penyakit Jantung karena berhubungan dengan aliran darah, maka
jantung juga berperan disini. Darah yang dipompa oleh jantung tidak
terdistribusi sempurna sehingga detak jantung yang memompa darah akan
terganggu. 3. Diabetes Melitus.
Tersumbatnya aliran darah akan menyebabkan seseorang akan terkena diabetes.
Aliran darah yang tidak lancar akan mempengaruhi hormon penghasil insulin yang
digunakan untuk mengontrol gula darah. 4.
Kelebihan Lemak Darah atau Hiperlipidemia ini juga merupakan salah satu
bahaya dari stroke. Aliran darah tidak dapat mengalir bisa menyebabkan timbunan
lemak darah atau biasa disebut hiperlipidema.
Masyarakat masih banyak yang belum tahu akan gejala stroke. Mereka baru
tahu kalau sudah terkena stroke. Ketidaktahuan tentang tsroke inilah yang
kemudian menjadi permasalahan tersendiri.
Permasalahan yang muncul pada pelayanan stroke di
Indonesia adalah: (1) rendahnya kesadaran akan faktor risiko stroke, (2) kurang
dikenalinya gejala stroke, (3) sub-optimalnya pelayanan stroke, dan (4)
ketaatan terhadap program terapi untuk pencegahan stroke ulang yang rendah.
Keempat hal tersebut berkontribusi terhadap peningkatan kejadian stroke baru,
lebih tingginya angka kematian akibat stroke di Indonesia, dan tingginya
kejadian stroke ulang.
Memperingati
Hari Stroke Dunia tahun ini marilah kita
sama-sama berperikaku hidup sehat. Perubahan pola hidup harus segera dilakukan
dengan mengurangi konsumsi garam, berolahraga, menurunkan berat badan berlebih,
dan berhenti merokok. Mudah-mudahan kita terhindar dari penyakit stroke.
*)
Praktisi Pendidikan
Domisili di Gebang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar