Mengenai Saya

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Nurdin Kurniawan, S.Pd. Bekerja sebagai PNS disalah satu sekolah di kota Kabupaten Cirebon. Selain sebagai guru aktif menulis di beberapa surat kabar yang ada di cirebon. Diorganisasi PGRI tercatat pula sebagai redaktur majalah Diaelktika, majalah milik PGRI Kab. Cirebon. Tinggal di Gebang yang merupakan Kampung Nelayan yang ada di Cirebon

Selasa, 18 Juni 2019

BEREBUT KURSI PNS (Artikel)


ARTIKEL

BEREBUT KURSI PNS
Oleh : Nurdin Kiurniawan, S.Pd. *)

            Setelah hampir 4 tahun pemerintah tidak membuka lowongan pekerjaan  PNS (moraturium) dan kali ini dibuka tentu pendaftarnya membludak. Dari mereka yang bergelar  sarjana yang mendaftar terhitung 44,4 juta orang namun yang hanya diterima  120 ribu saja. Wajar jika Wapres Jusuf Kalla mengatakan kalau yang diterima PNS pada tahun 2018 ini tidak lebih dari 3 %.
            Ditutup cukup lama membuat masa penantian yang cukup panjang. Moraturium PNS memang sangat disayangkan mengingat formasi tertentu kekurangan pegawai seperti guru dan tenaga kesehatan. Berdalih jumlah PNS yang terlalu banyak akhirnya hampir selama pemerintahan Jokowi-JK tidak membuka lowongan bagi formasi PNS.
Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy Chrisnadi, menyebut rasio ideal jumlah PNS berbanding penduduk adalah 1,5 persen dari total populasi, atau setara 3,5 juta orang. Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 4,5 juta PNS, yang menyedot 33,8 persen dari total anggaran belanja negara. Jika jumlah PNS tak terkontrol, potensi beban utang pemerintah seperti yang terjadi di Yunani rasanya bukan hal mustahil. Untuk 2017 saja, beban belanja pegawai pusat dan daerah di APBN sebesar Rp347 triliun.
Wajar jikalau kemudian ada moraturium pembukaan formasi untuk PNS. Tahun 2018 merupakan kesempatan bagi mereka yang sudah lama menunggu untuk bisa mendaftarkan diri menjadi CPNS.          Begitu kuat keinginan para sarjana untuk bisa menjadi PNS. Menjadi PNS masih merupakan impian sebagian masyarakat Indonesia. Banyak pertimbangan yang menjadikan PNS sebagai impian para lulusan sarjana.
Tak hanya sarjana yang baru lulus yang berburu ingin menjadi PNS. Mereka yang mendaftar kepentok  umur diatas 35 tahun juga masih banyak yang ingin mendaftar PNS. Jikalau kemudian mereka yang punya katagori seperti honorer Katagori II (K II) tentu sangat berharap banyak tahun ini bisa diangkat. Rupanya nasib  tak berpihak pada K II. Demo di Istana Nagara sampai dua hari yaitu dari tanggal 30 dan 31 Oktober 2018 tak membuahkan hasil. Sungguh sangat disayangkan tak satupun pejabat yang menemui honorer K II saaat berdemo di Istana Negara.
Dari dahulu sampai sekarang yang namanya PNS masih sangat didambakan masyarakat Indonesia. Jadi mereka menganggap bahwa jadi PNS itu adalah sebagai satu kelompok feodal, kelompok elite yang dihargai orang. Dianggap punya kedudukan terhormat di masyarakat. Ini kan sebenarnya lanjutan saja dari dulu dari budaya raden zaman kerajaan dulu, kemudian abdi dalem, kemudian baru setelah itu PNS, ketika orang-orang Indonesia mulai bersekolah.
 Ada kecenderungan masyarakat kita beranggapan kalau beban PNS ini relatif gampang. Jadi pegawai, datang tiap hari ke tempat kerja, dapat gaji, mereka enggak peduli jiwa enterpreneurship masyarakat kita ini masih rendah. Mereka lebih memilih dapat gaji setiap bulannya ketimbang berusaha dan berinovasi yang belum tentu dikuasai.
Menjadi PNS tidak terbebani sehingga seseorang bisa memiliki waktu luang yang sangat banyak. Bandingkan dengan bekerja di sektor swasta. Dengan banyaknya waktu luang tersebut, maka yang menjadi PNS bisa lebih dekat dengan keluarga anda ataupun bisa melakukan bisnis sampingan. PNS dianggap sebagai pekerjaan yang sangat menjanjikan untuk masa depan.
Bila ditanya satu per satu mengapa PNS masih menjadi harapan setiap orang? Mereka masih berharap bisa menjadi PNS karena tidak mengenal istilah  PHK, tidak ada target,  jaminan hidup di hari tua, mudah dapat calon istri, disukai calon mertua, banyak kemudahan, mengabdikan diri pada negara, menjadi kebanggaan tersendiri, membuka kesempatan belajar ke luar negeri, tunjangan yang besar, penghasilan stabil dan tidak pernah turun, banyak waktu luang dan masih banyak alasan yang lainnya.
Tanamkan Jiwa Kewirausahaan
Masih sedikit sarjana yang baru lulus jiwa kewirausahaannya. Padahal kalau dilihat sekarang ini yang mempunyai jiwa wisausahan  akan lebih mudah membangun negeri bila dibandingkan dengan mereka yang melulu berharap jadi PNS. Menanamkan jiwa wirausaha ini yang perlu dibenahi agar lulusan yang baru  menimba ilmu diperguruan tinggi mampu mandiri.
Seperti yang diungkapkan Wapres Jusuf Kalla pada detik.com bahwa perkembangan teknologi kini telah menciptakan peluang yang luar biasa dalam kewirausahaan. Kemampuan melihat peluang untuk dijadikan komoditas merupakan karakter kewirausahaan yang dibutuhkan.
Jadi mereka yang selama ini masih berharap menjadi PNS harus siap-siap kecewa. Itulah kenyataan yang ada, artinya  semua mahasiswa ataupun yang sudah lulus  harus memahami bahwa cita-cita untuk menjadi PNS itu sangat kecil sekali kesempatannya, tidak lebih dari 3 persen dari semua mahasiswa yang lulus atau sarjana yang mendaftar.
Dari ujian CPNS yang berlangsung beberapa hari yang lalu secara online sepertinya hasil yang didapat belum sesuai dengan harapan. Banyak peserta tes yang tidak lulus karena masih berada di bawah standar yang ditetapkan. Hasilnya memang bisa diketahui hari itu juga. Dari tes pertama saja sudah banyak yang berguguran.
Ada anggapan kalau hasil tes CPNS hasilnya masih jauh dari standar kelulusan yang ditetapkan kemungkinan standarnya nanti yang akan diturunkan. Ternyata dari uji kompetensi saja sudah pada berguguran belum lagi uji kompetensi yang lainnya. Namun demikian semangat untuk bisa menyelesaikan ujian tetap membara. PNS masih menjadi harapan satu-satunya para  pencari kerja.
Penyelenggara ujian dalam hal ini pemerintah juga dituntut untuk transparan, jujur bahwa yang lulus adalah benar-benar mereka yang sudah lulu seleksi. Tidak ada unsur lainnya yang dapat merusak hasil tes itu sendiri. Mudah-mudahan dengan adanya seleksi seperti ini menjadi bahan pertimbangan bagi mereka yang punya kemampuan untuk bisa duduk mengabdikan diri sesuai dengan bidang ilmunya.
Selamat untuk para pendafatar yang bisa lulus dan dapat diterima menjadi CPNS. Abdikan buat negara ilmu yang didapat, singsingkan lengan baju sehinggga Indonesia makin berprestasi dan jauh lebih maju lagi.

                                                                                                *) Praktisi Pendidikan
                                                                                                     Tinggal di Gebang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar