ARTIKEL
DAMAI Dalam
PENCAK SILAT
Oleh
: Nurdin Kurniawan, S.Pd. *)
Belum lama perhelatan pesta
olahraga negara-negara yang ada di Benua Asia baru saja berlalu. Suatu
perhelatan yang sangat besar yang berlangsung di Jakarta dan Palembang dari
tanggal 18 Agustus 2018 sampai 2 September 2018. Ada 40 cabang olahraga yang
dipertandingkan. Indonesia berhasil menduduki peringkat 4 setelah peringkat
pertama diduduki RRC, disusul Jepang dan
Korea Selatan. Medali yang diperoleh Indonesia di peringkat keempat
adalah emas 31, perak 24 dan perunggu 43 dengan jumlah total medali 98.
Selain kesuksesan yang ditunjukkan
bangsa Indonesia sebagai tuan rumah, ada satu pemandangan yang sunguh sangat
menyejukkan hati. Pemandangan yang sungguh langka namun membuat suasana batin
bangsa ini menjadi tenang. Saat itu adalah saat atlit pencak silat Hanifan
Yudani Kusumah meraih emas. Waktu itu Ketua
Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI)
Bapak Prabowo Subinato dan Presiden Joko Widodo bisa berangkulan memeluk Hanifan
Yudani Kusumah yang berhasil menambah emas untuk kontingen Indonesia dari
cabang olahraga pencak silat.
Momen yang sangat langka itu tentu
saja mendapatkan sambutan yang hangat dari para penonton. Di era tahun politik
seperti sekarang ini hampir tiada hari yang membicarakan kedua sosok tersebut.
Ada yang bernada positif ada pula yang bernada negatif. Masing-masing
pendukungnya seolah tanpa henti mengangkat salah satu pendukungnya dan memberi
kesan negatif pada saingan politik seperti itu pula sebaliknya.
Lihat sahat saja media sosial
seperti facebook, twitter atau instagram atau yang lainnya. Kalimat-kalimat yang mengagungkan salah satu pihak
dan memojokkan saingannya, demikian pula sebaliknya. Sebagai pengguna media
sosial tentu saja penulis merasakan risi. Kenapa media sosial yang seyogyanya
dijadikan sebagai ajang silaturahmi selalu saja diisi dengan hal-hal yang membuat
disintegritas.
Apa yang terjadi dibawah ternyata
tidak sesungguhnya mewakili apa yang terjadi diatas. Ditingkat elit politik
ternyata diluar dugaan. Bapak Presiden Joko Widodo bisa berangkulan dengan
Bapak Prabowo Subianto. Itu bisa terlihat di acara pesta olahraga Asian Games
yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Tentunya momen yang asngat langka untuk
bisa disaksikan oleh rakyat Indonesia. Kedua pemimpin yang bisa duduk bersama
di satu acara dan lebih mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Adalah sosok Hanifan Yudani Kusumah
pesilat yang berhasil menyumbangkan emas buat Indonesia. Usai
memenangi pertandingan, Hanifan langsung berkeliling sambil membawa bendera
Merah-Putih, lalu menyambangi area kursi VVIP. Hanifan bersalaman dengan
sejumlah orang, termasuk Jokowi. Setelah
itu, Hanifan menyalami dan memeluk Prabowo Subianto. Lalu
mengajak Jokowi dan Prabowo berpelukan.
Pemandangan yang sangat indah!
Tangan kanan Jokowi merangkul pundak Hanifan,
sementara tangan kirinya merangkul punggung Prabowo. Demikian pula tangan kanan
Prabowo merangkul punggung Jokowi dan tangan kirinya merangkul pundak Hanifan.
Adapun Hanifan yang memegang bendera Merah-Putih juga merangkul pundak Jokowi
sekaligus Prabowo.
Seperti
diungkapkan sang pesilat Hanifan
Yudani Kusumah pada Tempo.com "Biar tahu masyarakat
Indonesia, Prabowo dan Jokowi tidak
ada apa-apa. Hanya itu orang-orang yang sirik karena kesuksesan mereka. Saya
sebagai insan silat Indonesia bahwa silat itu artinya silaturahmi. Jadi kita
harus jaga menjaga hati kita sama-sama. Kita satu bangsa, satu negara, masak kita
harus terpecah-belah karena hal tidak penting," tutur Hanifan.
Pencak Silat = Silaturahmi
Seperti
itu seyogyanya apa yang terjadi menjelang Pilpres 2019 yang akan berlangsung di
negara ini. Terjalin silaturahmi antara kedua calon kandidat presiden di tahun
politik. Sebagai orang yang berada di bawah menjadi ikut tenang dengan kondisi
yang seperti ini. Apa-apa yang terjadi di media sosial setidaknya bisa
terbantahkan. Ternyata di sebuah arena yang bernama Asian Games keduanya bisa
duduk bersama. Keduanya bisa menampilkan suatu keharmonisan yang enak dipandang
mata. Pencak silat
ternyata bisa menyatukan keduanya dalam
sebuah panggung.
Olahraga asli dari Indonesia ini
untuk pertamakalinya masuk di Asian Games. Pencak Silat sendiri sudah tersebar
di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Philipina, Singapura, Uzbekistan,
Bruna Darussalam, India, Kirgistan, Nepang, Nepal, Laos, Thailand, Timor Leste,
Iran dan Vietnam. Wajar bila Indonesia sebagai tuan rumah mengusulkan agar
pencak silat masuk dalam salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan.
Ternyata setelah masuk dalam salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di
Asian Games olahraga yang mengandalkan pukulan, tendangan, sapuan dan bantingan
ini menjadi pengumpul pundi-pundi emas terbanyak bagi Indonesia.
Jauh lebih penting daripada itu dengan
masuknya pencak silat masuk dalam cabang olahraga di Asian Games adalah pada
olahraga yang satu ini pimpinan nasional bangsa Indonesia yaitu Joko Widodo dan
Prabowo Subianto bisa berangkulan. Suatu yang membanggakan yang bisa menyejukkan
hati bangsa Indonesia. Pencak silat memang silaturahmi, dengan pencak silat
suasana yang panas bisa cair.
Mudah-mudahan pemandangan
rangkulannya Prabowo denan Joko Widodo bisa mewakili ketentraman di negara ini.
Di masyarakat bawah yang belum bisa menyaksikan adegan berangkulan kedua tokoh
sepertinya harus menyaksikan. Ternyata di atas sana para pemimpin negera ini
bisa memperlihatkan suasana yang kondusif, bisa memperlihatkan suasana kekeluargaan
seperti halnya pencak silat yang berarti juga silaturahmi.
Semoga Indonesia tetap terjalin
silaturahmi yang baik. Dari kalangan bawah sampai kalangan atas untuk tidak
lagi nyinyir membicarakan kawan disebelah dengan hujatan-hujatan yang tidak
berguna. Kita masih satu bangsa Indonesia. Pemilihan presiden adalah pesta
demokrasi yang harus terjadi namun tidak dengan suasana yang panas. Ternyata kedua tokoh yang menjadi pembicaraan
kita selama ini masih bisa duduk di tempat yang sama, masih bisa tersenyum bahkan tertawa bersama-sama. Lalu kenapa yang
dibawah harus ribut-ribut! Damailah Indonesiaku.
*)
Praktisi Pendidikan
Tinggal di Gebang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar