ARTIKEL
EFEK JERA PEMINUM MIRAS
Oleh
: Nurdin Kurniawan, S.Pd. *)
Seolah
tak percaya kalau yang namanya miras sudah masuk dikalalangan pelajar. Baru
setelah menangani anak yang bermasalah akibat menenggak miras dilingkungan sekolah barulah
sadar kalau miras ternyata sudah masuk dilingkungan sekolah.
Awalnya
dari anak-anak yang memang dikeluarganya yang namanya minuman keras sudah biasa
ditemui. Maklumlah dikalangan masyarakat nelayan kalau dicuaca yang buruk katakan saja waktu
musim hujan butuh yang hangat-hangat. Minuman anggur dengan kadar alkohol tertentu
menjadi minuman yang tak asing lagi. Kadang bapak dengan anak sama-sama minum
satu meja. Kebiasaan yang seperti ini dilingkungan masyarakat nelayan dianggap
sesuatu yang lumrah.
Kebiasaan
yang terjadi di rumah ini oleh sang anak dibawa ke sekolah. Anak-anak ini
mengaggap apa yang ada di rumah sama dengan apa yang terjadi di sekolah. Ketika
ada acara pementasan di sekolah yang namanya miras ini oleh si anak dibawa pula
ke sekolah. Bahkan anak-anak ini sebelumnya patungan dahulu untuk membeli
miras.
Sungguh
sangat disayangkan kalau anak-anak ini menganggap miras yang mengandung alkohol
ini dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Karena memang di lingkungan rumah si
anak kadang diajak minum bersama oleh orangtuanya. Kebiasaan inilah yang membuat
si anak seperti tak aneh lagi dengan
yang namanya miras.
Tercatatlah
beberapa orang yang ikut patungan membeli miras. Dari uang jajan yang diberikan
oleh orangtuanya anak-anak ini masih bisa ikut nyumbang uang, ada yang nyumbang
sebesar Rp. 5.000, ada yang Rp. 10.000 bahkan ada yang Rp. 20.000. Dibelikan 1
botol menurut pengakuan si anak. Supaya minuman ini banyak lalu dicampurlah
dengan ciu dan minuman suplemen saset yang mudah diperoleh di warung-warung.
Namanya
tak lajim dengan kelakuan anak-anak seusianya maka kasus ini tercium juga oleh
guru. Beberapa anak yang minum memang dalam keadaan teler. Ada yang tertidur
saja di kantin , ada yang ngomong tidak karuan. Dari mulut si anak tercium bau
minuman keras. Tercatatlan beberapa anak untuk diidentifikasi kasusnya lebih
jauh. Orangtua si anak juga ikut
dipanggil guna tindak lanjut sesudah itu.
Ada
pengakuan yang mengejutkan dari orangtua si anak yang dipanggil. Orangtua ini rupanya
tidak menerima kalau anaknya dikatagorikan mabuk. Menurut si orangtua kalau anaknya mabuk
tak menjadi masalah. Yang dikatakan masalah menurut versi orangtua ialah kalau
anaknya tawuran, berkelahi, maling, merampok atau tindakan kriminal lainnya.
Kalau hanya mabuk dianggap hal yang wajar.
Pengakuan
orangtua yang seperti ini karena memang di rumahnya yang namanya minum-minuman keras sudah menjadi kebisaan sehari-hari.
Bahkan kalau ada pesta nadran (pesta laut) yang namanya minuman keras sudah menjadi bagian budaya. Acara
arak-arakkan masyarakat nelayan dibelakangnya ikuti oleh pemuda-pemudi yang
joget-joget. Hingar bingar musik dangdut dengan anak-anak, pemuda yang ikut
joged. Untuk bisa tampil percaya diri ketika joget inilah sebelumnya para
pemuda ini minum-minum bahkan ada yang ngepil terlebih dahulu.
Kalau
ada orangtua yang beralasan bila anaknya
mabuk adalah sesuatu hal yang biasa
kerena memang di rumah dan lingkungan yang namanya minum-minuma keras
sudah menjadi kebiasaan. Ketika sang anak dikatagorikan bermasalah di sekolah
masih bisa berargumen kalau apa yang dilakukan si anak adalah sesuatu yang dianggap
biasa. Selama ini bila si anak tidak merugikan
orang lain maka dianggap sesuatu yang wajar.
Kasus Cicalengka
Apa
yang terjadi di Cicalengka – Bandung merupakan kasus yang cukup menghebohkan.
Bahkan kejadian ini sudah masuk di media internasional. Beberapa surat kabar di
luar negeri menjadikan kasus Cilangka menjadi trand topic. Kematian massal yang
diakibatkan oleh minuman keras yang dioplos.
Minuman
keras memang sudah tersebar luas sampai kedesa-desa. Minuman halal apa saja
untuk mendapatkan citarasa yang berbeda lalu dioplos. Tak memberikan rasa yang
menyengat dan membikin greget lalu dicobalah pada hal-hal yang diluar nalar
sehat. Minuman sehat yang dijual bebas kalau sudah dioplos dengan berbagai zat
yang berbahaya tentu akan menjadi racun. Mencoba-coba malah menghasilkan sebuah
kesalahan yang fatal. Minuman yang dikiranya enak malah menuai nyawa dengan mudahnya.
Bagi
yang bernalar sehat tentu semuanya tahu kalau yang namanya autan atau sofwel
adalah lotion untuk anti nyamuk. Entah
mendapatkan inspirasi dari mana yang namanya obat oles bagian luar anti
nyamuk dijadikan bahan racikan untuk minuman. Sungguh diluar nalar yang sehat.
Alkohol
yang dijual di apotek dengan kadar diatas 75% adalah dijual hanya untuk anti
septik. Bila disulut korek saja menghasilkan api yang warnanya biru. Entah
dapat inspirasi dari mana alkohol yang cukup tinggi ini juga digunakan sebagai
bahan campuran minuman. Pemikiran yang sederhana saja bisa menjawab kalau diminum
usus akan hangus.
Tapi
itu tadi, orang-orang yang suka meracik minuman dengan racikan yang tidak jelas susah
untuk diterima akal sehat. Bila kemudian banyak memakan korban adalah sesuatu
yang tidak aneh. Wong racun kok diminum! Untuk kasus yang di Cicalengka angka
kematian akibat miras sudah menembus 45 orang bahkan bisa lebih. Pemkab Bandung
sudah mengkatagorikan kejadian ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Korban
tersebar di 3 rumah sakit seperti RSUD
Cicalengka, RS AMC Cileunyi, dan RSUD Majalaya.
Miras oplosan memiliki efek berbahaya dalam jangka
panjang. Bisa dikatakan itu efeknya seumur hidup. Penyakit yang diderita juga
efeknya akan jangka panjang. Penulis berkeyakinan mereka yang suka
minum-minuman keras itu tidak satu kali
mengkonsumsinya. Sering minum minuman keras membuat yang bersangkutan ketagihan. Kalaupun
hanya satu kali tetap saja senyawa yang ada di dalamnya sudah terserap dalam
tubuh yang membuat beberapa organ tubuh menjadi rusak.
Miras hasil racikan biasanya
mengandung spirtus atau metanol. Metanol
ini sangat mudah diserap tubuh baik dengan rute pemberian oral, inhalasi,
topikal dan lain-lain. Metanol dioksidasi tubuh menjadi formaldehid (formalin)
kemudian dimetabolisir lebih lanjut menjadi asam format (asam metanoat). Asam
format ini yang menyebabkan berbagai efek toksik pada tubuh.
Metanol dengan dosis besar akan menyerang sistem saraf pusat sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan.
Metanol dengan dosis besar akan menyerang sistem saraf pusat sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan.
Orang yang keracunan akibat miras kematiannya
ditandai dengan gagal napas, dan akan terjadi mikroatik atau kematian jaring
misalnya ususnya akan matang atau hangus di dalam. Efek samping lainnya adalah
asidosis metabolik, depresi nafas, penglihatan terganggu.
Mengerikan! Namun itu tadi kalau
akal sehat sudah tidak digunakan lagi maka yang berbau kematianpun tetap
diminum.
Mudah-mudahan apa yang terjadi di
Cicalengka bisa membuat kita sadar bahayanya menenggak minuman oplosan yang
sebenarnya sudah bukan dikatagorikan sebagai minuman lagi. Lebih tepatnya yang
ditenggak itu adalah racun! Bila racun sudah diminum itu artinya mereka itu
sengaja bunuh diri. Asuransi pun sulit untuk mengabulkan klaim kalau matinya
karena minum-minuman oplosan. Kejadian ini semoga menjadi efek jera bagi yang
suka minuman oplosan.
Waspadalah karena penjualannya sudah
masuk ke kampung-kampung. Kemasannya juga hanya dengan menggunakan plastik
biasa. Kadang mata awam hanya melihat sekilas sebagai minumam biasa. Namun dari
baunya yang menyengat bisa dikatakan itu adalah miras oplosan. Menjadi keprihatinan kita bersama.
*) Praktisi Pendidikan
Domisili di Gebang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar