Mengenai Saya

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Nurdin Kurniawan, S.Pd. Bekerja sebagai PNS disalah satu sekolah di kota Kabupaten Cirebon. Selain sebagai guru aktif menulis di beberapa surat kabar yang ada di cirebon. Diorganisasi PGRI tercatat pula sebagai redaktur majalah Diaelktika, majalah milik PGRI Kab. Cirebon. Tinggal di Gebang yang merupakan Kampung Nelayan yang ada di Cirebon

Sabtu, 15 Juni 2019

ARTIS DALAM PILKADA (Artikel)


Artikel

ARTIS DALAM PILKADA
Oleh : Nurdin Kurniawan, S.Pd. *)


            Banyak jalan menuju Roma demikian pepatah mengatakan. Semenjak kesuksesan bintang film Rano Karno menjadi Wakil Gubernur Banten, Dedy Mizwar menjadi Wakil Gubernur Jabar, Dicky Chandra mantan Wakil Bupati Garut maka sejumlah artis ramai-ramai mencoba merambah ke dunia politik. Public figure seperti artis memang mudah sekali diingat oleh masyarakat. Kepopulerannya ketika masih menjadi artis  merupakan modal dasar untuk melangkah ke dunia politik.  Hasilnya  cukup dibilang sukses dengan masuknya artis baik di eksekutif maupun legislatif.
            Kini bermunculan lagi artis-artis yang mencoba meraih sukses mencoba peruntungan seperti para pendahulunya seperti Charly Van Hauten (Setia Band) yang mendaftarkan diri sebagai wakil bupati Garut, Dedy Dores juga mencalonkan diri sebagai wakil bupati Garut, Hengky Tornando yang mencalonkan sebagai wakil Bupati Bogor, Pasha Ungu yang mencalonkan diri sebagai wakil Bupati Palu.
Selain di eksekutif, di legislatif juga banyak artis yang mencoba mengadu nasibnya mempertaruhkan kepopuleran yang sudah terlebih dahulu didapat. Sebut saja ada nama Dedi ‘Miing’ Gumilar yang sudah lebih dahulu sukses di Partai Demokrat, Ada Nurul Qomar di Partai Demokrat, Nurul Arifin di Golkar, artis Rieke Dyah Pithaloka di PDIP.   Kini di 2014 akan mengadu nasib di Senayan artis Dessy Ratnasari yang dipinang  PAN, pedangdut Angel Lelga yang bergabung dengan PPP, model Arzetty yang bergabung dengan PKB.
Popularitas sering dianggap berbanding lurus dengan elektabilitas (tingkat keterpilihan). Nama-nama populer dipercaya punya peluang lebih besar untuk dipilih dalam era pemilihan langsung seperti sekarang. Maka, partai politik pun memanfaafkan para artis (yang namanya populer) untuk mendongkrak keterpilihan partainya. Dalam hal memajukan artis sebagai caleg, calon bupati atau bahkan calon presiden, tampaknya partai politik harus membedakan antara artis terkenal dan artis populer. Siapa saja bisa terkenal (secara kebetulan atau dengan rekayasa sensasi terus menerus), tapi tak semua orang, bahkan artis sekalipun, bisa populer, dalam pengertian terkenal sekaligus disukai banyak orang.Parpol juga seperti berlomba-lomba merangkul para artis untuk diusung oleh parpol.
            Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens seperti dilansir Tempo.Co. mengatakan, fenomena artis yang maju sebagai calon anggota legislatif pada 2014 merupakan tanggung jawab partai politik. Dia menduga motifnya adalah keinginan kuat partai politik untuk memperluas dukungan dari masyarakat. Menurut Boni, tanggung jawab anggota parlemen setidaknya ada tiga hal, yaitu budgeting, legislasi, dan lobi politik. "Ini cukup meragukan bahwa orang-orang di luar politik bisa melakukan hal-hal tersebut," ujarnya.
Pilkada Kabupaten Cirebon
            Pilkada Kabupaten yang tinggal menunggu beberapa bulan lagi akankah diramaikan oleh para artis? Dari baliho-baliho yang bertebaran sepanjang jalan sudah mulai muncul nama artis katakanlah H. Nurul Qomar dari Partai Demokrat. Khabar yang beredar H. Lutfi dari PKB dari DPP PKB akan menggandeng Ridho Rhoma sebagai pasangannya namun akhirnya pada detik-detik terakhir menggandeng Ratu Arimbi. Proses terus berjalan dan kemungkinan akan makin memanas dengan munculnya 6 pasangan calon yang akan berlaga di Pilkada Kabupaten Cirebon.
                  Fenomena artis dalam pilkada memang cukup menghebohkan. Sebagai public figure  artis keberadaannya dimanapun selalu menjadi daya tarik.                                        Selain bisa mendatangkan kerumunan, artis juga efektif untuk mendatangkan media. Contoh sederhana yang sudah sering terjadi. Beberapa artis yang mendaftar sebagai caleg kemarin, diliput media dengan heboh. Apa media mau berdatangan meliput kalau si caleg bukan artis dan tidak terkenal? Partai butuh media untuk mengkomunikasikan program. Media butuh nama dan peristiwa untuk dijadikan berita. Dan, artis selalu menarik diberitakan.
            Pengamat Politik M. Qodari seperti dilansir TribunNews.Com. menilai banyaknya parpol menjadikan artis sebagai calon legislatif (Caleg) dan pilkada dalam pemilu 2014 mendatang menunjukkan bahwa parpol itu hanya berhalusinasi seorang artis akan mampu menjadi pendulang suara dalam pemilu. Padahal, popularitas artis tersebut tak menjamin meningkatnya perolehan suara, atau tak menjamin menjadi vote getter, meski sudah pupuler.
“Berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya, tak ada jaminan artis menjadi pendulang suara. Bahkan artis sendiri tak ada jaminan terpilih menjadi anggota DPR RI. Jadi, asumsi parpol bahwa artis akan mendongkrak suara itu hanya halusinasi,” kata  Qodari dalam dialog "Menakar Kompetensi Caleg Artis" di gedung MPR/DPR RI Jakarta.
            Artis ataupun bukan artis, terkenal ataupun bukan orang terkenal hendaknya pilkada Kabupaten Cirebon yang akan berlangsung sebentar lagi menjadikan pesta demokrasinya rakyat Kabupaten Cirebon. Pilkada yang akan berlangsung hendaknya tetap menjaga kondusifitas Cirebon. Siapapun yang menjadi pemenangnya adalah orang yang benar-benar memperhatikan rakyat Kabupaten Cirebon dan peduli dengan permasalahan  yang ada di Kabupaten Cirebon. Tentunya menjadikan Kabupaten Cirebon jauh lebih baik lagi. Selamat berdemokrasi dengan cara-cara yang santun.

                                                                                                                   *) Penulis Lepas
                                                                                                                       Domisili di Gebang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar