Mengenai Saya

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Nurdin Kurniawan, S.Pd. Bekerja sebagai PNS disalah satu sekolah di kota Kabupaten Cirebon. Selain sebagai guru aktif menulis di beberapa surat kabar yang ada di cirebon. Diorganisasi PGRI tercatat pula sebagai redaktur majalah Diaelktika, majalah milik PGRI Kab. Cirebon. Tinggal di Gebang yang merupakan Kampung Nelayan yang ada di Cirebon

Sabtu, 15 Juni 2019

BAPAK KATAGORI II INDONESIA (Artikel)


ARTIKEL

BAPAK KATAGORI II INDONESIA
Dr. SULISTYO, M.Pd.
Oleh : Nurdin Kurniawan, S.Pd. *)


            Satu lagi putra terbaik bangsa ini meninggalkan kita semua. Kabar meninggalnya Dr. H. Sulistyo, M.Pd. begitu terasa mendadak. Saat melihat berita breaking new salah satu tv swasta yang mengabarkan kebakaran yang terjadi di Rumah Sakit TNI AL Mintoharjo. Dalam peristiwa itu salah seorang korbannya adalah Ketua Umum PB PGRI Dr. H. Sulistyo, M.Pd.
Penyebab kebakaran itu sendiri sampai sekarang masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Dr. H. Sulistyo, M.Pd. seperti yang diliris humas DPD RI kala itu mengeluh kurang fit saat menjalani rapat. Beliau  akhirnya memutuskan untuk melakukan terapi hiperbarik, terapi oksigen bertekanan tinggi di rumah sakit TNI-AL Mintoharjo-Bendungan Hilir, Jakarta. Proses tersebut dilakukan di dalam ruangan khusus yang tertutup, namun terjadi percikan api yang menyebabkan tabung oksigen meledak,  Senin siang sekitar pukul 14.00 WIB.
            Nama Dr. H. Sulistyo, M.Pd. akhirt-akhir ini santer menghiasi media massa seiring dengan perjuangan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) organisasi profesi yang dipimpin beliau memperjungkan nasib Guru Honorer Katagori II untuk diangkat menjadi PNS. Dr. H. Sulistyo, M.Pd. bahkan ikut demo di Istana Negara memegang mik menyuarakan aspirasi K II. Perjuangan yang tentunya akan selalu diingat oleh mereka yang kini menyandang status K II.
            Kesehariannya adalah Guru
            Mengenang Dr. H. Sulistyo, M.Pd. berarti membicarakan masalah guru dengan  semua latar belakangnya. Seorang tokoh yang memahami betul tentang kondisi pendidikan di Indonesia. Beliau memang sudah tidak diragukan lagi dalam memahami masalah pendidikan yang terjadi di negara ini. Menjadi guru dari mulai guru SD, SMP, SMEA dan bahkan menjadi dosen sekalipun pernah ia alami. Sampai akhirnya beliau menjadi rektor IKIP PGRI Semarang (2001-2009).
             PGRI sebagai organisasi profesi dengan jumlah anggota terbesar di Indonesia sempat dijabat beliau bahkan untuk yang kedua kalinya. Periode pertama masa bakti 2008-2013 dan yang kedua  terpilih lagi secara aklamasi memimpin PGRI untuk tahun 2013-2018. Karirnya sebagai Ketua Umum PGRI dua periode itu cukup menarik. Beliau sudah merasakan betul bagaimana menjadi guru dari SD sampai menjadi seorang rektor. Pengalaman tersebut tentu akan sangat bemanfaat saat berjibaku dalam memperjuangkan kepentingan dunia pendidikan di parlemen.
            Membawa gerbong organisasi seperti PGRI yang jumlah anggotanya sangat banyak tentu harus paham betul dengan kondisi politik di Indonesia.  Membicarakan guru tidak bisa hanya dengan gerbong PGRI kalau tidak ikut menentukan kebijakan didalamnya. Maka Dr. H. Sulistyo, M.Pd. mencoba memasuki Senayan dengan menjadi anggota Dewan Perwakilan Darah (DPD). Dr. H. Sulistyo, M.Pd. terpilih menjadi anggota DPD daerah pemilihan Jawa Tengah untuk yang kedua kalinya dengan mengantongi 1.246.129 suara.
            Sebagai seorang anggota senator (DPD) beliau memiliki program yang akan diperjuangkan. Ada sepuluh point yang tertulis di selebaran yang juga memasang photonya yang keren disertai kalender 2014 tersebut. Kesepuluh program itu meliputi; Pertama, mewujudkan otonomi daerah dan kemandirian desa/kelurahan yang menyejahterakan masyarakat. Kedua, memperjuangkan peningkatan kualitas pendidikan, kesejahteraan rakyat. Ketiga, memperjuangkan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang adil dan menudukung kemajuan pembangunan daerah. Keempat, memperjuangkan terciptanya pemerintahan yang kuat, bersih, berwibawa dan bebas KKN. Kelima mengembangkan kerukunan hidup antarumat beragama, Keenam, memperjuangkan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya untuk kesejahteraan rakyat. Ketujuh, memperjuangkan terwujudnya guru, dosen dan tenaga kependidikan yang lebih profesional, sejahtera dan terlindungi. Kedelapan, memperjuangkan tenaga kesehatan yang lebih profesional, sejahtera dan terlindungi. Kesembilan, memperjuangkan peningkatan kesejahteraan petani, nelayan, pedagang kecil penghapusan outsourcing, peningkatan UMK dan jaminan sosial bagi pekerja dan Kesepuluh, memperjuangkan dana khusus desa/kelurahan dan kesejahteraan perangkatnya.
            Program beliau sebagai angggota DPD tak lepas dari perhatian beliau pada guru dan dosen. Lihatlah point nomer 7 dimana beliau selalu memperjuangkan terwujudnya guru, dosen dan tenaga kependidikan yang lebih profesional, sejahtera dan terlindungi. Kesejahteraan guru, lagi-lagi kesejahteraan guru tak lepas dari perjuangan Dr. H. Sulistyo, M.Pd.
            Lihatlah riwayat perkejaan beliau yang dari bawah dirintis dengan mengajar di sejolah dasar. Pria kelahiran Banjarnegara 12 Februari 1962 itu meniti karir dari bawah. Sejak tahun 1982 sampai 1985 atau tepatnya tiga tahun menjadi guru SD. Kemudian pada tahun 1985-1987 menjadi guru SMP dan SMA dan tahun 1985-1989 mengajar di SMEA/SMK. Adapun karir sebagai dosen IKIP PGRI dimulai tahun 1987 sampai dengan sekarang dan puncaknya pada tahun 2001-2009 dipercaya menjadi Rektor  IKIP PGRI Semarang.
            Dari muda Pak Sulis demikian panggilan akrabnya selalu senang berorganisasi. Debut organisasinya tidak diragukan dan menjadi bekal berharga bagi perjalanan karier beliau. Diantara organisasi yang digelutinya adalah Ketua Senat Mahasiswa IKIP Semarang (1983-1985), Pengurus DPD KNPI Jawa Tengah (1996-1999), Pengurus PGRI Jawa Tengah (1994-1999, 1999-2004, 2004-2009), Ketua DPP AMII (2004-2009), Ketua Umum Pengurus Pusat asosiasi LPTK (FKIP, IKIP, STKIP) Swasta Indonesia (2006-2011, 2011-2016), Ketua MPO Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (2012-2017), Anggota Konsorsium Sertifikasi Guru Tingkat Nasional (2007-2008, 2013-2015) dan Ketua Umum PB PGRI dua periode 2008-2013 dan pada Kongres PGRI ke-21 di Jakarta, 1-5 Juli 2013 lalu secara aklamasi kembali ditetapkan menjadi Ketua Umum PGRI periode 2013-2018. Kongres itu dihadiri oleh 8.000 guru yang datang dari kabupaten dan kota di 33 provinsi se-Indonesia.
            Kini beliau sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Masih banyak pekerjaan rumah yang belum selesai. Katagori II yang sudah lama berjuang keluar masuk Senayan dan berdemo didepan Istana Negara, berteriak di jalanan,  masih banyak membutuhkan sosok seperti Pak Sulis. Bapak Katagori II ini selalu didepan mendampingi rekan-rekan guru honorer memperjuangkan nasibnya. Kini beliau sudah mendahului kita semua. Semoga amal baktinya yang banyak bagi bangsa dan negara ini bisa menjadi bekal beliau dikahirat sana. Selamat jalan Pak Sulis.

                                                                                                                 *) Praktisi Pendidikan
                                                                                                                     Domisili di Gebang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar